Malkara

Malkara (peluru kendali)

Malkara (dari bahasa Aborigin yang berarti "tameng") adalah peluru kendali anti-tank buatan Australia dan Inggris antara tahun 1951 dan 1954, rudal ini operasional dari tahun 1958 sampai digantikan oleh rudal Swingfire pada akhir 60-an. Rudal ini dimaksudkan untuk cukup ringan dioperasikan oleh pasukan terjun payung tapi cukup kuat untuk menghancurkan tank.

Spesifikasi
• Panjang: 1.9 m (6.3 kaki)
• Diameter: 200 mm (8 inchi)
• Bentang sayap: 800 mm (2.6 kaki)
• Jarak tempuh: 4000 m (4400 yard)
• Propulsi: dorong ganda/Dual thrust roket padat
• Kecepatan: 146.19 m/d (327 mil/jam) - subsonik rendah, 28 detik samapi 4 km jarak maksimum
• Bobot total: 93.5 kg (206 pon)
• Hulu ledak: 26 kg (57 pon) HESH
• Kendali: kedali kawat MCLOS, menggunakan joystick yang digerakan jempol dan pengamatan visual dari dua flare disayap.
• Jumlah dibuat: 1000
More about Malkara

RBU 6000 anti-sub rocket launcher

RBU 6000 anti-sub rocket launcher

RBU 6000 anti-sub rocket launcher kaliber 231mm buatan soviet mirip dg sistem Royal Navy Hedgehog pas PDII. Versi upgrade RBU 6000 adalah RPK-8. Roket yg diluncurkan dari RBU 6000 adalah RGB-60.

LAUNCHER
* Weight: 3,100 kg (empty)
* Length: 2 m
* Height: 2.25 m
* Width: 1.75 m
* Elevation: -15°to +60°
* Traverse: 180°

RGB-60
* Weight: 110 kg
* Warhead: 25 kg
* Diameter: 0.212 m
* Length: 1.83 m
* Range: 350 m to 5800 m
* Depth: 10 to 500 m
* Sink rate: 11.5 m/s
More about RBU 6000 anti-sub rocket launcher

Model 96 Falcon (Czech)

Model 96 Falcon (Czech)

Pabrik senjata Cheko (pecahan Chekoslovakia), Zbrojovka Vsetin memproduksi AMR kaliber 12,7mm dengan sebutan Model 96 Falcon. Diproduksi dengan kamar munisi kaliber standar NATO maupun blok Timur, berbobot 12,6 kg. Konstruksi keseluruhan sangat sederhana dan kokoh, dilengkapi dengan pembidik optik 10×50 yang dapat ditukar dengan alat bidik teropong malam.

AMR Cheko lainnya adalah LCZ B-30 rancangan novel dimana masukan munisi (main receiver) beraksi sebagai dasar untuk dua model kegunaan, sebagai senapan serbu dan pelontar granat, dan sebagai AMR, komponennya dapat dipertukarkan untuk kegunaan aplikasi tersebut. Diproduksi dengan mekanisme recoil-operated dan sistem operasi smooth low recoil. LCZ B-30 diproduksi untuk penembakan munisi kaliber 12.7, 14.5 dan 15mm.

AMR PERANCIS
Angkatan darat Perancis mengadopsi AMR PGM Precision 12.7mm Hecate II, beroperasi dengan bolt-action dengan masukan sistem magazine isi 7 butir munisi.

AMR RUSIA
AMR Rusia dibuat oleh Tula KBP Instrument Design Bureau, keliber 12.7mm dengan sebutan V-94 dengan sistem operasi gas, masukan munisi sistem magazine isi 5 butir. Dilengkapi alat bidik PSO-1 yang juga digunakan pada senapan runduk SVD kaliber 7.62mm. V-994 memiliki panjang keseluruhan 1,7 meter, untuk dibawa-bawa senapan ini dapat dipisahkan antara unit laras dan popornya sehingga (panjang laras dan receiver 1,1 meter), adapun bobot keseluruhannya mencapai 11,7 kg (tanpa alat bidik). AMR ini lebih ditujukan kepada pasar ekspor.

Pengembangan senapan runduk caliber menengah masih terus dilakukan dengan berbagai penyempurnaan.
More about Model 96 Falcon (Czech)

KRI BANJARMASIN 592

KRI BANJARMASIN 592

KRI Banjarmasin (592) adalah kapal ke-3 jenis LPD yang dua kapal jenis ini sebelumnya dibuat di Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan, dan sekarang dibuat di PT. PAL Indonesia, Surabaya. Kapal ini dirancang sebagai kapal perang rumah sakit. Selain sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi-siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.

Banjarmasin class berbeda sama Makassar class, dia didesain bisa bawa heli lebih banyak, diperkirakan bisa 4 sekaligus dan maksimal 5 heli, tapi tidak semua helipad bisa dipakai take off, sebagian deck sebagai parkiran saja, tapi tidak ada hangar heli di Makassar class,

SPESIFIKASI
Berat benanam: 7.300 ton
Panjang: 125 m (410.10 kaki)
Lebar: 22 m (72.18 kaki)
Draught: Unknown
Perahu & LCT yang dibawa: 2 × LCT
Pesawat: 3 × Helikopter
More about KRI BANJARMASIN 592

Fregat kelas Gepard 3.9

Fregat kelas Gepard 3.9

Kapal ini bermula dari rancangan Biro Perancang Kapal Zelenodolsk (ZPKB) di Tatarstan, Rusia untuk mengembangkan kapal fregat bagi Angkatan Laut Rusia dengan nama project 1166.1 yang berlangsung pada tahun 1998. Kapal pertama Tatarstan (SKR-691) bergabung dengan Angkatan Laut Rusia pada tahun 2002. Setelah itu versi ekport dimunculkan dengan nama Gepard 3.9.

Kapal dengan bobot penuh 2.100 ton dan panjang total 102 m ini memakai sistim penggerak tipe CODOG (combination diesel or gas turbine) yang dapat menghantarkan kapal melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot dan kecepatan jelajah 18 knot. 

Fregat ini dilengkapi radar Pozitiv-ME1 (antenanya berbasis tehnologi phased array) jenis air/surface target acquisition radar yang mampu melacak keberadaan semua jenis sasaran di permukaan laut dan udara dengan jangkauan deteksi maksimum 110 km. Kapal ini juga dilengkapi radar SP-521 Rakurs system dengan teknologi optis-elektronik yang mampu melacak dan mengunci sasaran yang berada di permukaan laut, udara dan di tepi pantai dengan profil radar amat kontras (radar-contrast shore based target). Radar akan memindai segala macam sasaran dengan cara berputar ke segala penjuru dan dipersenjatai dengan kanon utama AK-176M kaliber 76,2mm yang dapat menembak dengan kecepatan 130 peluru/menit dengan jangkauan 15,7 km.
Rudal permukaan ke permukaan adalah 2x4 KH-35E/Uran E yang dapat menjangkau sasaran di permukaan laut pada jarak maksimum 130 km dengan kecepatan mach 0,8.

Kapal ini dilengkapi dengan sistem pertahanan diri berupa 1 set Palma CIWS yang dapat diperlengkapi dengan rudal anti pesawat udara. Satu set sistim Palma terdiri dari dua kanon gatling otomatik 30 mm AO-18KD berlaras enam dan delapan rudal anti-pesawat 9M337 SOSNA-R. Kanon tersebut berkecepatan tembak 10.000 peluru/menit dan dapat menjangkau sasaran hingga 5 km, sementara rudal dengan kecepatan mach 3,61 dapat menjangkau sasaran pada jarak 8 km dengan ketinggian maksimal 3,5 km.

Dua kanon AK-630M gatling berlaras enam dengan kaliber 30mm turut melengkapi kapal ini yang dapat dipakai untuk sasaran laut dan udara. Kanon kecepatan tembak 5.000 peluru/menit dan mampu menembak dengan jarak jangkau 4–5 km.

Untuk peperangan anti kapal selam, fregat ini dilengkapi dengan dua peluncur torpedo kelas berat 533mm yang masing-masing terdiri dari 2 torpedo. Belum jelas apakah Vietnam akan menggunakan torpedo tipe SET-65KE (electrically-driven homing torpedoes) berdaya jangkau 16 km atau TEST-71-ME-NK (electrically-driven remotely controlled homing torpedoes) berdaya jangkau 20 km.

Versi Rusia fregat ini dilengkapi roket RBU-6000 dengan 12 tabung pelontar amunisi roket RPK-8 kaliber 212 mm, sistim roket ini dapat menghabisi kapal selam dengan jarak maksimal 4,3 km dengan kedalaman 1 km atau torpedo dengan jarak sama pada kedalaman 4 – 10 m.

Untuk melengkapi peperangan anti kapal selam, fregat ini dapat dilengkapi dengan helikopter anti kapal selam berjenis Ka-28 yang telah disiapkan beserta hanggarnya.
Untuk peperangan elektronika, fregat ini dilengkapi pengacak sinyal radar MP-407E (bekerja secara aktif) dan sistim pengecoh PK-10 (bekerja secara pasif) terdiri dari 4x10 peluncur.

Versi Rusia fregat ini juga dilengkapi alat hidroakustik Zmey. Alat pengecoh ini akan menciptakan tiruan medan kebisingan sinyal kapal dan dapat mengacak frekuensi sinyal radar yang diemisikan oleh torpedo atau kapal selam lawan.
More about Fregat kelas Gepard 3.9

M6 37mm Gun Motor Carriage

M6 37mm Gun Motor Carriage

Pada masa awal keterlibatan AS dalam Perang Dunia II, doktrin militer mereka menyebutkan bahwa untuk melawan pasukan tank musuh adalah tugas tank destroyer. Untuk itu, maka mereka membuat beberapa kendaraan tempur yang dikhususkan sebagai tank destroyer. Salah satunya adalah M6 yang merupakan tank destroyer ringan.

M6 pada dasarnya merupakan truk Dodge WC-55 yang dimodifikasi menjadi tank destroyer dengan pemasangan meriam anti tank M3 kaliber 37mm yang pada saat itu merupakan meriam anti tank standar pasukan AS. Kendaraan tempur dengan empat orang awak ini digunakan oleh pasukan AS dalam operasi militer di Tunisia pada akhir tahun 1942 sampai awal tahun 1943. Tank destroyer ringan ini juga digunakan di front Pasifik sampai awal tahun 1944.

M6 tidak disukai pasukan AS dan dianggap sudah tidak sesuai lagi dalam pertempuran modern. Tidak memiliki lapisan baja yang memadai dan meriam 37mm yang tidak mampu menghadapi tank-tank Jerman menjadi kelemahan utama kendaraan tempur ini. M6 pun kemudian ditarik dari garis depan dan dimodifikasi kembali menjadi truk angkut. Sementara itu meriam kaliber 37mm dari M6 kemudian banyak yang dipasang pada half track, dan beberapa unit M6 juga kemudian diberikan kepada pasukan FFI Perancis di tahun 1944.
More about M6 37mm Gun Motor Carriage

Folland Gnat

Folland Gnat

Gnat adalah pesawat tempur ringan hasil rancangan William Edward Willoughby Peter dan dibuat oleh perusahaan Folland Aircraft. Folland Aircraft sendiri pada tahun 1963 dilikuidasi dan menjadi bagian dari Hawker Siddeley Aviation.

Prototype Gnat terbang pertama kali pada tanggal 18 Juli 1955 dan dikembangkan dengan biaya sendiri oleh Folland Aircraft. Pesawat ini sempat dipamerkan dalam Paris Air Salon tahun 1957 dan pada tahun 1958 sempat dievaluasi oleh Angkatan Udara Inggris sebagai kandidat pengganti pesawat tempur de Havilland Venom. Walaupun gagal menjadi pengganti Venom karena RAF lebih memilih Hawker Hunter, namun Gnat kemudian dipilih oleh RAF sebagai pengganti pesawat jet latih de Havilland Vampire T.11. Gnat varian latih ini diberi nama Gnat T.1 dan digunakan oleh Angkatan Udara Inggris sejak tahun 1959

Walaupun gagal menarik perhatian RAF sebagai pesawat tempur, namun Gnat cukup menarik perhatian setidaknya tiga negara yang kemudian menggunakan Gnat sebagai pesawat tempur. AU Yugoslavia memang hanya memiliki dua unit Gnat yang kemudian digunakan sebagai pesawat uji coba, namun AU Finlandia menerima 13 unit Gnat pada tahun 1958 dan merupakan pesawat AU Finlandia pertama yang berhasil melakukan penerbangan dengan kecepatan supersonik. Finlandia menggunakan Gnat sampai dengan tahun 1972 dan digantikan oleh Saab 35 Draken.

Specifications (Gnat F.1)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 20.9 kN Bristol Siddeley Orpheus 701-01 7R turbojet engines
Length : 8.74m
Wingspan : 6.73m
Height : 2.46m
Weight empty : 2,175 kg
Maximum take-off weight : 4,100 kg
Maximum speed : 1,120 km/h
Range : 800 km
Service ceiling : 14,630m
Armament : 2 x 30mm ADEN cannons, 2 x 227 kg (500 lb) bombs or 18 x 76mm rockets
More about Folland Gnat

Langusta WR-40

Langusta WR-40

Langusta WR-40 bisa diproduksi dalam bentuk baru bisa juga upgrade langsung dari BM-21, yang umumnya sudah uzur warisan pembelian eks-Uni Soviet/pakta warsawa.

Upgrade BM-21 ongkosnya sekitar separo dari beli baru WR-40 Langusta. Berpenggerak 6×6 Langusta tangguh dalam cross country, lagian bobot tempurnya berkisar 18-20 ton. Masih feasible untuk topografi alam dan konstruksi jalan di Indonesia. WR-40 bobotnya lebih ringan dari RM-70 karena lebih pendek dan lebih sederhana. RM-70 berpenggerak 8×8 dan memiliki autoloader yang berisi roket suplai yang terletak antara peluncur dan kabin. Jadi jika roket yang ada di dalam tabung launcher telah kosong, bisa secara otomatis diisi kembali dengan roket yang di dalam autoloader secara mekanis. Sedangkan WR-40 untuk pengisian ulang roket ke dalam tabung launcher sepenuhnya manual dari unit kendaraan pendukung yang membawa roket.

Durasi pengisian ulang roket ke dalam 40 tabung peluncur memakan waktu sekitar 7 menit. Langusta bisa diawaki 4 hingga 6 prajurit, bermesin diesel 350 daya kuda Iveco Aifo Cursor 8. Chasisnya menggunakan platfom truk Jelcz P662D.35G-27 6×6. Tekanan angin dalam ban kendaraan dikendalikan secara terpusat dari ruang kabin sehingga mudah disesuaikan dengan kondisi jalan dan medan. Hulu ledak artileri roket umumnya adalah jenis HE-fragmentation dan AP (armour piercing) tetapi bisa juga dimuati ranjau anti personel untuk ditanam ke medan tempur menghambat gerak maju pasukan infanteri lawan.
More about Langusta WR-40

RT-20 (Kroasia)

RT-20 (Kroasia)

Kaliber: 20x110mm Hispano
Operasi: manual, bolt Action
Panjang Senapan: 1330 mm
Panjang laras: 920mm
Bobot: 19,2 kg
Mekanisme isi peluru: single shot, isi manual
Jarak tembak efektif: 1800 meter

Senapan runduk anti-material RT-20 dibuat oleh RH-Alan, Kroasia pada pertengahan1990an murni sebagai anti-material dan anti-lapis baja. Nama RT-20 artinya "Rucni Top, 20mm", atau “Kanon Tangan 20mm”. Merupakan senapan antimaterial yang sangat kuat yang ada pada saat ini – saingan lainnya adalah senapan dari Afrika Selatan NTW-20 dan Helenius APH-20 dari Finlandia. RT-20 diturunkan dalam konflik di bekas Negara Yugoslavia.

RT-20 dibuat dengan caliber 20mm yang amunisi aslinya dibuat untuk senapan anti pesawat udara Hispano Suiza HS404 pada masa Perang Dunia 2. Amunisi masih digunakan oleh beberapa Negara dan tersedia dalam berbagai jenis seperti HE, AP dan lain-lain. Amunisi caliber 20x110mm menembakan proyektil seberat 130 gram (2000 grain) dengan kecepatan laras 850 meter/detik.

Sistem pada senjata terdiri dari tabung reaktif yang cukup besar pada bagian atas laras, ujung depan tabung dihubungkan dengan laras pada titik ditengah panjang laras. Bagian belakang tabung membentuk reactive nozzle. Saat senapan ditembakan serbuk gas panas yang ditimbulkan masuk kembali dari laras ke tabung reaktif dan menimbulkan back-blast dengan tekanan reaktif yang timbul dari tekanan recoil. Sistem selanjutnya sangat sederhana, kunci laras dengan rotating bolt dengan tiga masif
More about RT-20 (Kroasia)

Mauser K98k CARBINE

Mauser K98k CARBINE

Pertama kali diproduksi pada akhir abad 19, Mauser 98 adalah gabungan sempurna dari inovasi senapan yang berlangsung di akhir abad 19: serbuk mesiu tanpa asap, bisa diisi dengan magasin, dan terutama, fitur “bolt action” dimana menjadi dasar senapan berburu pada jaman sekarang.

Model aslinya digunakan selama perang dunia 1 dan menghasilkan efek yang besar, tetapi ketika Jerman mulai mempersenjatai ulang pada tahun 1930-an, senapan 98 mendapat upgrade yang membuat lenih ringan dan lebih mudah dibidik. Walaupun tidak dapat dihindari bahwa senjata ini dikalahkan oleh senapan otomatis, senapan ini bertahan sebagai senjata terbaik sepanjang masa.

Type: Bolt-Action Rifle
Country of Origin: Germany
Caliber: 7.92 x 57 mm (.30 inch)
Cartridge Capacity: 5 rounds
Muzzle Velocity: approximately 2,822 feet per second
Rate of Fire: 10-15 rounds per minute
More about Mauser K98k CARBINE

Blakcburn Buccaneer

Blakcburn Buccaneer

Buccaneer adalah low level strike aircraft yang dioperasikan oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Inggris dari tahun 1962 sampai dengan tahun 1994. Pesawat yang memiliki kemampuan untuk membawa persenjataan nuklir ini adalah buatan Blakcburn Aircraft Limiterd yang pada tahun 1960 menjadi bagian dari Hawker Siddeley. Oleh karena itu maka Blackburn Buccaneer juga dikenal sebagai Hawker Siddeley Buccaneer.
Sejarah Buccaneer berawal ketika pada tahun 1950-an Angkatan Laut Uni Soviet meluncurkan kapal penjelajah kelas Sverdlov.

Kapal perang kelas Sverdlov ini dikenal cepat dan memiliki persenjataan yang cukup lengkap sehingga dianggap merupakan ancaman bagi jalur perdagangan Inggris di samudera Atlantik. Untuk menghadapi ancaman kapal penjelajah ini Angkatan Laut Inggris memutuskan tidak akan membuat kapal perang baru, melainkan akan menghadapinya dengan pesawat tempur baru yang bisa membawa persenjataan konvensional atau bom nuklir. Pesawat tersebut akan dioperasikan dari atas kapal induk dengan memiliki kemampuan high speed and low level strike. Spesifikasi pesawat tempur baru tersebut diumumkan pada tahun 1952 dan tender pesawat tempur tersebut dimenangkan oleh Blackburn pada tahun 1955 dengan rancangan Projetc B-103 yang kemudian diberi nama Buccaneer.

Prototype Buccaneer terbang pertama kali pada tanggal 30 April 1958 dan mulai digunakan secara operasional oleh Angkatan Laut Inggris pada tahun 1962. Blakcburn sendiri pernah menawarkan Buccaneer sebagai pengganti pesawat pembom ringan English Electric Canberra kepada Angkatan Udara Inggris, namun ditolak karena pada saat itu RAF sedang mengembangkan pesawat serang TSR-2. Namun pembatalan program TSR-2 dan gagalnya pembelian F-111K dari Amerika Serikat akhirnya mengakibatkan RAF juga ikut menggunakan Buccaneer sejak tahun 1968. Selain Angkatan Laut dan Angkatan Udara Inggris, Buccaneer juga digunakan oleh Angkatan Udara Afrika Selatan yang mengoperasikan pesawat ini sejak tahun 1965

Angkatan Laut Inggris mengoperasikan Buccaneer dari atas kapal induk dan Buccaneer milik AL Inggris dipensiunkan pada tahun 1978, seiring dengan dipensiunkannya kapal induk HMS Ark Royal. Buccaneer milik Angkatan Laut Inggris kemudian ditransfer kepada RAF. Walaupun sejak tahun 1983 RAF sudah mulai mengoperasikan Panavia Tornado, namun Buccaneer tetap dipertahankan dan masih dipergunakan oleh RAF dalam Perang Teluk tahun 1991. Buccaneer milik RAF sendiri akhirnya dipensiunkan pada tahun 1994. Sementara Buccaneer milik Afrika Selatan sempat digunakan dalam

Specifications (Buccaneer S.2)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 49 kN Rolls-Royce Spey Mk.101 turbofan engines
Length : 19.33m
Wingspan : 13.41m
Height : 4.97m
Weight empty : 14,000 kg
Loaded weight : 28,000 kg
Maximum speed : 1,074 km/h
More about Blakcburn Buccaneer

Cluster Bomb

Cluster Bomb

Bom cluster atau bom tandan atau bom curah adalah bom yang memiliki mekanisme unik dimana setelah diluncurkan dari pesawat tempur atau bomber, bom akan pecah menjadi ratusan bom kecil berupa kaleng

Pada awalnya bom ini diciptakan untuk menghancurkan landasan pacu pangkalan udara, konvoi kendaraan lapis baja atau untuk membubarkan konsentrasi pasukan darat.

Diproduksi dengan berbagai nama seperti CBU/Cluster Bomb Units (Amerika Serikat), Belouga (Perancis), Excalibur (Amerika Serikat). Secara efektif bom ini digunakan dalam perang Iraq, Afganistan dan perang arab-israel.
More about Cluster Bomb

Gloster Meteor

Gloster Meteor

Gloster Meteor adalah pesawat jet tempur pertama Inggris dan merupakan satu-satunya pesawat tempur dengan mesin jet yang digunakan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. Walaupun sudah digunakan sejak Perang Dunia II, namun pesawat tempur ini dikembangkan menjadi berbagai macam varian setelah Perang Dunia II selesai. Produksi Meteor sendiri mencapai 3.947 unit dan dibuat setidaknya dalam 21 varian.

Meteor dirancang oleh Sir Frank Whittle dan diproduksi oleh Gloster Aircraft Company, walaupun kemudian pesawat ini juga ikut diproduksi oleh Armstrong Whitworth. Pesawat ini adalah pesawat jet tempur pertama yang digunakan secara operasional, yaitu ketika mulai dioperasikan oleh Skadron No.616 Angkatan Udara Inggris pada tanggal 12 Juli 1944. Pengoperasian Meteor ini hanya berselang sembilan hari sebelum Messerchmitt Me-262 digunakan secara operasional oleh Angkatan Udara Jerman.

Walaupun sama-sama merupakan jet tempur yang digunakan dalam Perang Dunia II, namun Meteor dan Me-262 tidak pernah saling bertemu dalam pertempuran udara. RAF sendiri pada awalnya lebih banyak menugaskan skadron-skadron Meteor untuk menghadapi serangan roket jarak jauh V-1 dan melarang operasional Meteor di wilayah daratan Eropa dengan alasan untuk menghindari adanya Meteor yang tertembak jatuh sehingga dapat dipelajari oleh Jerman. Meteor sendiri baru digunakan di wilayah Eropa Daratan pada bulan Januari 1945, setelah supremasi udara benar-benar dikuasai oleh pasukan Sekutu; namun itu pun terbatas pada misi-misi pengintaian bersenjata dan ground attack. Selama Perang Dunia II, Meteor berhasil menembak jatuh 14 roket V-1 dan menghancurkan 46 pesawat Jerman di darat.

Setelah Perang Dunia II, Meteor dikembangkan lebih lanjut menjadi banyak varian dan juga diekspor ke sejumlah negara. Salah satu negara yang kemudian membeli jet tempur ini adalah Australia yang membeli varian Metero F.8. Meteor F.8 milik Angkatan Udara Australia ini kemudian ikut bertempur dalam Perang Korea. Dalam Perang Korea, Meteor lebih banyak ditugaskan untuk misi-misi ground attack mengingat kemampuan pesawat ini tidak sebanding dengan MiG-15 yang banyak digunakan oleh pasukan komunis. Walapun demikian, Meteor Angkatan Udara Australia berhasil menembak jatuh enam MiG-15 di samping menghancurkan sekitar 3.500 bangunan dan 1.500 unit kendaraan pasukan komunis. Namun Australia harus kehilangan 30 unit Meteor karena berbagai sebab dalam perang tersebut, sebagian besar karena terkena tembakan meriam anti serangan udara.

Selain Perang Dunia II dan Perang Korea, konflik bersenjata lainnya yang melibatkan Meteor adalah perang Arab-Israel. Satu hal unik dalam perang Arab-Israel adalah bahwa baik Angkatan Udara Mesir, Israel, dan Suriah adalah sama-sama pengguna jet tempur Meteor. Pesawat tempur ini bahkan sama-sama digunakan oleh Angkatan Udara Mesir dan Israel dalam Krisis Suez tahun 1956, namun lebih banyak ditugaskan untuk misi-misi ground attack. Setelah Krisis Suez tahun 1956, Mesir dan Suriah lebih mendekat kepada Uni Soviet dan memperoleh persenjataan dalam jumlah besar dari Uni Soviet. AU Mesir dan Suriah pun kemudian mempensiunkan Meteor mereka dan menggantinya dengan MiG-15 dan MiG-17, sementara AU Israel tetap mengoperasikan Meteor sampai dengan tahun 1961.

Pada masa-masa awal Perang Dingin, kekuatan utama nighfighter Angkatan Udara Inggris adalah varian nightfighter dari pesawat tempur de Havilland Mosquito yang merupakan peninggalan Perang Dunia II. Di tahun 1948 sebenarnya Inggris sudah mulai mengembangkan Gloster Javelin yang merupakan all weather interceptor, namun pengembangan Javelin ternyata mengalami keterlambatan. Sebagai pengisi kekuatan sementara, RAF kemudian memutuskan untuk menggunakan varian night fighter Meteor yang dikembangkan dari varian pesawat latih berkursi ganda Meteor T.7. Namun Gloster Aircraft Company ternyata tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi varian ini sehingga produksi varian nighfighter dari Meteor dilakukan oleh perusahaan Armstrong Whitworth.

Armstrong Whitworth membuat varian nightfighter Meteor dalam empat versi, mulai dari Meteor NF.11 sampai dengan Meteor NF.14. Meteor NF.11 dilengkapi dengan radar AI MK.10 yang merupakan pengembangan dari radar Westinghouse SCR-720. Versi NF.11 sendiri kemudian dikembangkan menjadi vesi NF.13 yang khusus digunanakan untuk medan perang tropis dan sempat digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dalam Krisis Suez tahun 1956.

Versi lainnya dari varian nightfighter Meteor adalah Meteor NF.12 yang dilengkapi dengan radar APS-21 buatan Amerika Serikat dan Meteor NF.14 yang merupakan varian terakhir dari pesawat tempur Meteor. Meteor NF.14 adalah Meteor terakhir yang digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dan dioperasikan sampai tahun 1961. Namun sebanyak empat belas unit NF.14 kemudian dikonversi menjadi pesawat latih dan tetap digunakan sampai tahun 1965.

Selain Inggris, negara-negara pengguna Meteor lainnya adalah Argentina, Australia, Belgia, Biafra (negara pecahan Nigeria yang berdiri pada tahun 1967,namun pada tahun 1970 kembali dikuasai oleh Nigeria), Brazil, Kanada, Denmark, Ekuador, Mesir, Perancis, Jerman Barat, Israel, Belanda, Selandia Baru, Afrika Selatan, Swedia, dan Suriah. Angkatan Udara Ekuador adalah pengguna terakhir Meteor dan baru mempensiunkan pesawat tempur ini pada tahun 1980-an.

Specifications (Meteor NF.11)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 15.6 kN Rolls-Royce Derwent 8 turbojet engines
Length : 14.78m
Wingspan : 13.11m
Height : 4.24m
Weight empty : 5,451 kg
Maximum take-off weight : 9,088 kg
Maximum speed : 933 km/h
Range : 1,480 km
Service ceiling : 12,192m
Armament : 4 x 20mm Hispano Mk.II cannons
More about Gloster Meteor

Hummel 150mm Self-Propelled Howitzer

Hummel 150mm Self-Propelled Howitzer

Pengalaman pasukan Jerman dalam Operation Barbarossa menunjukkan bahwa pasukan Jerman membutuhkan lebih banyak dukungan artileri bagi pasukan tank mereka. Mengingat pasukan tank selalu bergerak dengan dinamis, maka tentu saja dukungan artileri bagi pasukan tersebut tentu saja akan lebih efektif jika dilakukan oleh unit-unit self-propelled gun; sementara pada saat itu pasukan Jerman kekurangan self-propelled gun yang memadai.

Pada tahun 1942 Jerman pun merancang kendaraan tempur artileri yang baru. Semula direncanakan akan menggabungkan howiter IeFH17 kaliber 105mm dengan rangka tank Panzer III. Namun kemudian diputuskan untuk menggunakan senjata yang lebih besar, yaitu howitzer sFH 18 L/30 kaliber 150mm (yang memiliki jarak tembak maksimum lebih dari 13 km). Tetapi senjata yang lebih berat membutuhkan rangka yang lebih kuat pula, dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan rangka Geschutzwagen III/IV (kendaraan yang khusus dicpitakan sebagai rangka self-propelled gun atau tank destroyer. Menggunakan banyak komponen dari Panzer III dan Panzer IV. Rangka kendaraan ini ini juga digunakan oleh tank destroyer Nashorn).

Hummel diawaki oleh enam orang. Selain howitzer kaliber 150mm dengan 18 butir amunisi, self-propelled howitzer ini juga dipersenjatai dengan senapan mesin MG34 kaliber 7,92mm sebagai sarana perlindungan diri. Karena hanya mampu membawa amunisi 150mm dalam jumlah terbatas, unit-unit Hummel bisa diikuti oleh kendaraan pengangkut amunisi. Kendaraan pengangkut amunisi itu sendiri adalah Hummel yang tidak dipersenjatai dan dengan lapisan baja lebih tebal. Tercatat sekitar 714 unit Hummel dan 150 unit kendaraan pengangkut amunisi yang diproduksi pada tahun 1942-1944.

Self-propelled howitzer ini pertama kali digunakan dalam Battle of Kursk dan kemudian digunakan hampir di semua front pertempuran yang melibatkan Jerman. Pasukan Jerman menyukai Hummel karena memiliki ruang yang cukup bagi semua awaknya dan kemampuan mobilitas yang cukup tinggi untuk mengikuti gerak maju pasukan tank.

Setelah Perang Dunia II, Rusia merebut sejumlah Hummel dan menggunakannya hingga akhir tahun 1940-an. Beberapa unit Hummel tersebut kemudian diberikan kepada Rumania dan memperkuat militer Rumania sampai tahun 1954.
More about Hummel 150mm Self-Propelled Howitzer

Land Rover

Land Rover, Kendaraan Tempur Yang Panjang Umur

Jika biasanya blog ini selalu menampilkan peralatan perang yang hanya mampu kita bayangkan saja keberadaanya di negeri kita tercinta, maka kali ini saya akan bercerita tentang kendaraan tempur yang sudah begitu akrab bagi kita semua, bahkan mungkin diantara rekan-rekan sekalian sudah memiliki "si bandel" ini di garasinya :). Kali ini menjadikan Land Rover Defender sebagai bintang tamunya, kendaraan tempur yang sudah berumur lebih kurang 60 tahun ini tetap saja laris di gunakan oleh berbagai angkatan bersenjata di seluruh dunia. Mulai masuk dinas di Angkatan Darat Kerajaan Inggris di sekitar akhir tahun 40an atau tepatnya tahun Mei 1949 ketika Kementrian Perang Kerajaan Inggris memesan 1.878 unit, pada tahun 1950 seolah tidak ketinggalan Angkatan Laut Kerajaan Inggris pun mulai menggunakan kendaraan ini, total pemesanan yang di lakukan hingga tahun 1958 mencapai 13.000 kendaraan.

Konon beberapa unit dari tentara Amerika Serikat yang sedang bertugas di Irak saat ini, juga lebih menyukai kendaraan jenis ini dari pada kendaraan wajib mereka sendiri. Pabrik kendaraan Land Rover yang berlokasi di Solihull, Inggris yang sejak thaun 2000 lalu sudah di kuasai oleh perusahaan otomotif asal Amerika yaitu Ford Motor Company, mampu menghasilkan 200.000 unit kendaraan 4X4 tiap tahunnya.
More about Land Rover

JF-17 Thunder

JF-17 Thunder, si Naga Maut dari China

Konon katanya pesawat yang juga punya nama lain Fighter China-1 (FC-1) Fierce Dragon ini mempunyai kemampuan yang setara dengan F-16 blok C/D, benar atau tidak klaim tersebut hanya waktu yang akan membuktikannya nanti. Namun terlepas dari itu semua kita patut angkat topi kepada China yang sudah mampu memproduksi dan sekaligus mengekspor pesawat tempur hasil karya sendiri (selain pesawat yg masih tahap uji coba J-10).

JF-17 Thunder atau di sebut juga Joint Fighter-17 (JF-17) Thunder merupakan pesawat tempur tempat duduk tunggal multiperan yang dikembangkan oleh China dan Pakistan, melalui dua perusahaan Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAC) dan Pakistan Aeronautical Complex (PAC). FC-17 atau JF-17 merupakan turunan dari proyek "Super 7", proyek ini di perkirakan telah menelan biaya tidak kurang dari US$ 500 juta. Yang unik dari pesawat ini adalah kemampuannya untuk menggendong persenjataan dari dua kubu yang berbeda yaitu dari blok NATO (non China) dan dari kubu China (yang notabene banyak di antara senjata tersebut merupakan kopian dari Rusia).

Pesawat yang dijual kepasaran dengan harga sekitar US$ 20 juta ini mampu untuk terbang sejauh 3.000 km dengan kecepatan maksimum Mach 1.8 atau 1.120 mil/jam, dan saat ini direncanakan sekitar 150 unit akan di pesan oleh Angkatan udara Pakistan, dan bukan tidak mungkin masih akan ditambah lagi hingga 300 unit. Disamping Pakistan negara-negara yang berminat untuk membeli pesawat ini adalah : Azerbaijan, Mesir, Malaysia, Bangladesh, Nigeria, Burma, Zimbabwe, Maroko dan Aljazair.
More about JF-17 Thunder

F9F Cougar

F9F Cougar

Pertempuran udara dalam Perang Korea memperlihatkan bahwa desain straight wing pada F9F Panther mengakibatkan pesawat tersebut tidak mampu mengimbangi MiG-15. Grumman lalu mengembangkan versi straight wing dari F9F Panther yang selanjutnya diberi nama F9F Cougar dan terbang pertama kali pada tanggal 20 September 1951. Walaupun sama-sama menggunakan nama F9F, tetapi penggunaan nama Cougar hanya untuk varian swept wing dan baru dimulai dari varian F9F-6.

Terlambat untuk digunakan dalam Perang Dunia II, F9F Cougar lalu menjadi fighter utama AL dan Korps Marinir AS sejak pertengahan tahun 1950-an dan banyak di antaranya yang kemudian dipersenjatai dengan varian awal rudal AIM-9 Sidewinder. F9F Cougar dipergunakan sampai dengan tahun 1959 sebelum kemudian digantikan oleh Grumman F11F Tiger dan Vought F8U Crusader.

Selain versi fighter, F9F Cougar juga dibuat dalan versi latih F9F-8T/TF-9J yang digunakan sampai dengan tahun 1974 sebelum akhirnya digantikan oleh TA-4J Skyhawk.
Sama seperti F9F Panther, maka Angkatan Laut Argentina juga menjadi pengguna F9F Cougar di luar Angkatan Laut dan Korps Marinir AS. Angkatan Laut Argentina mengoperasikan beberapa unit F9F Cougar dari tahun 1962 sampai dengan tahun 1971.

Specifications (F9F-8) :
Crew : 1
Length : 13.54 m
Wingspan : 10.52 m
Height : 3.73 m
Empty weight : 5,382 kg
Maximum take-off weight : 11,232 kg
Powerplant : 1 x 7,200 lb (3,2666 kg) thrust Pratt and Whitney J48-P-8A turbojet engine
Maximum speed : 1,041 km/h
Range : 1,610 km
Service ceiling : 15,240 m
Rate of Climbing : 1,860 m/minute
Armament : 4 x 20mm cannons, and 2 x 1,000 (454 kg) bombs or 6 x 127mm rockets or 4 x AIM-9 Sidewinder air-to-air missiles
More about F9F Cougar

Grumman F8F Bearcat

Grumman F8F Bearcat

F8F Bearcat adalah fighter dengan mesin piston terakhir yang dibuat oleh Grumman. Pesawat ini mulai dikembangkan pada awal tahun 1943 setelah pilot uji dan para insinyur Grumman mempelajari Focke Wulf Fw 190 yang berhasil direbut dari Luftwaffe. Dirancang sebagai penerus dari F6F Hellcat, F8F Bearcat melakukan penerbangan pertama pada tanggal 21 Agustus 1944.

Dibandingkan dengan F6F, maka F8F bisa dikatakan memiiliki bobot yang lebih ringan dengan kecepatan yang lebih tinggi dan kemampuan manuver yang lebih baik. Namun hal tersebut harus ditebus dengan jarak tempuh yang lebih pendeka dan persenjataan yang hanya berupa empat pucuk senapan mesin kaliber 12,7mm (walaupun dalam varian selanjutnya digantikan dengan empat pucuk kanon kaliber 20mm).

Skadron VF-19 adalah unit Angkatan Laut AS pertama yang menggunakan F8F pada bulan Mei 1945, namun kehadirannya terlambat untuk ikut digunakan dalam Perang Dunia II. F8F Bearcat adalah fighter utama US Navy pasca Perang Dunia II, termasuk digunakan pada masa-masa awal pembentukan team aerobatik Blue Angels.

F8F Bearcat ditarik dari skdaron-skadron garis depan pada tahun 1952 dan dipensiunkan oleh Angkatan Laut AS. Selama digunakan oleh Angkatan Laut AS bisa dikatakan pesawat ini tidak pernah digunakan dalam pertempuran. Dalam Perang Korea US Navy lebih memilih menggunakan pesawat-pesawat jet tempur seperti Grumman F9F Panther dan McDonnell F2H Banshee. Yang menggunakan F8F Bearcat dalam medan tempur yang sesungguhnya justru adalah Angkatan Udara Perancis.

Pada awal tahun 1950-an Perancis membeli 250 unit varian F8F-1D (yang merupakan hasil refubrbish dari F8F bekas pakai Angkatan Laut AS). Angkatan Udara Perancis kemudian banyak menggunakan pesawat ini dalam perang di Indo-China, termasuk dalam pertempuran di Dien Bien Phu. Pada tahun 1955 sekitar 70 unit F8F-1D milik Perancis yang masih tersisa kemudiah dihibahkan kepada Angkatan Udara Vietnam Selatan dan ikut digunakan dalam Perang Vietnam hingga akhir tahun 1960-an, sebelum kemudian banyak digantikan oleh Douglas A-1 Skyaraider dan Cessna A-37 Dragonfly.

Selain AS, Perancis, dan Vietnam Selatan, negara lainnya yang juga menggunakan F8F Bearcat adalah Thailand. Angkatan Udara Thailand tercatat pernah mengoperasikan 204 unit F8F Bearcat dari tahun 1951 sampai dengan tahun 1963.

Setelah tidak digunakan lagi oleh militer, F8F Bearcat banyak digunakan oleh pilot-pilot sipil dalam berbagai perlombaan udara. Salah satu pesawat F8F sipil yang terkenal adalah F8F hasil modifikasi milik Lyle Shelton yang diberi nama Rare Bear. Pesawat ini di tahun 1989 berhasil mencatat rekor sebagai pesawat piston paling cepat dengan kecepatan maksimum mencapai 850 km/jam.

Specifications (F8F-1B) :
Crew : 1
Length : 8.61 m
Wingspan : 10.92 m
Height : 4.20 m
Empty weight : 3,206 kg
Maximum take-off weight : 5,873 kg
Powerplant : 1 x 2,100 hp Pratt & Whitney R-2800-34W double-row radial engine
Maximum speed : 677 km/h
Range : 1,778 km
Service ceiling : 11,795 m
Rate of Climbing : 1,395 m/minute
Armament : 4 x 20mm cannons, and 2 x 1,000 (454 kg) bombs or 8 x 127mm rockets
More about Grumman F8F Bearcat

KRI ANDAU 650

KRI ANDAU 650

KRI Andau (650) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis Kapal patroli kelas Andau milik TNI AL. Merupakan jenis kapal cepat torpedo (KCT).

Bertugas sebagai elemen pemukul musuh, baik di permukaan maupun bawah permukaan (ASW - Anti Submarine Warfare) termasuk sebagai kapal pendeteksi anti-kapal selam. Termasuk dalam kelas Andau antara lain KRI Singa (651), KRI Tongkak (652) dan KRI Ajak (653).
( KRI Singa --sama--)
KRI ini merupakan jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) untuk menghadapi perang di bawah air (Anti Submarine Warfare) yang dilengkapi dengan torpedo berpemandu AEG SUT (Surface & Underwater Target). Pada tahun 1988, KRI Andau masuk sebagai bagian dari Armada TNI Angkatan Laut.

PERSENJATAAN
1. Dua tabung peluncur torpedo Ø 533 millimetre (20.98 in), dibekali dengan torpedo berpemandu AEG SUT (Surface & Underwater Target) yang pada kecepatan 23 knot torpedo ini dapat menghantam target berjarak 28 km,
2. Satu Meriam Bofors SAK 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm, jangkauan 17 Km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal LIROD Mk. 2.
3. Satu Meriam Bofors SAK 40/70 berkaliber 40mm dengan kecepatan tembakan 300 rpm, jangkauan 12 Km untuk target permukaan dan udara.
4. Dua kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 km untuk target udara.
SPESIFIKASI

Berat benanam: 445 ton (muatan penuh)
Panjang: 58,10 m (190.62 kaki)
Lebar: 7,6 m (24.93 kaki)
Draught: 2,95 m (9.68 kaki)
Tenaga penggerak: 2 x MTU 60V 956 TB92
Kecepatan: 27 knot (maksimum)
15 knot (ekonomis)
Jarak tempuh: 2.200 nm pada 27 knot
6.000 nm pada 15 knot
Awak kapal: 42 orang
Persenjataan: Torpedo Ø 533 millimetre (20.98 in)
More about KRI ANDAU 650

Conqueror Heavy Tank

Conqueror Heavy Tank

Pada tahun 1944 Inggris memulai proyek tank baru yang diberi nama A34 dan A41. A41 dirancang sebagai heavy cruiser tank dan A34 sebagai hevay infantry tank. A41 kemudian menjadi tank Centurion A34 menjadi tank Conqueror.

Rancangan awal tank adalah sebagai universal tank, tank yang dapat secara mudah dapat pula difungsikan sebagai flamer thrower, dozer tank, dan tank amfibi. Tahun 1949 diputuskan bahwa tank ini akan dipersenjatai dengan meriam kaliber 120mm, namun hal ini mengalami keterlambatan. Sebagai solusi sementara, maka sejumlah rangka tank ini dipasangi dengan turret tank Centurion Mk.2 yang dipersenjatai dengan meriam 17 pdr. Tank ini disebut Caernarvon Mk.1. Selanjutnya dibuat pula Caernarvon Mk.2 yang pada dasarnya sama dengan Caernarvon Mk.1, hanya saja menggunakan turet tank Centurion Mk.III yang dipersenjatai dengan meriam 20 pdr.

Pada tahun 1950-an, AS juga membuat heavy tank sendiri yaitu M103 yang dipersenjatai dengan meriam M58 kaliber 120mm. Inggris kemudian memutuskan bahwa heavy tank mereka juga dipersenjatai dengan meriam yang sama dan tank ini disebut Conqueror. Sebanyak 165 unit tank Conqueror diproduksi pada tahun 1955-1959, termasuk sejumlah tank Caernarvon yang dikonversi menjadi Conqueror.

Conqueror digunakan oleh pasukan lapis baja Inggris di Jerman Barat. Namun di lapangan ditemukan bahwa mengoperasikan tank ini adalah mimpi buruk bagi tentara Inggris sendiri. Tank ini terbukti membutuhkan perawatan yang rumit dan sistem kelistrikannya sering mengalami masalah. Selain itu dengan beratnya yang mencapai lebih dari 65 ton mengakibatkan tank ini sulit bergerak secara lincah di medan tempur dan memiliki radius tempur yang sangat terbatas. Tank Centurion dengan meriam L7 kaliber 105mm kemudian ternyata terbukti lebih dapat dihandalkan sehingga pada tahun 1966 semua Conqueror yang ada dipensiunkan dari dinas militer Inggris.

Specification (Conqueror Mk.1)
Crew : 4
Armament :
Main : 1 x 120mm gun
Co-axial : 1 x 7.62mm machine gun
Anti-aircraft : 1 x 7.62mm machine gun
Combat weight : 66,044 kg
Length : 11.58 m
Width : 3.98 m
Height : 3.35 m
Powerpack : 810 hp Rolls Royce Meteor M120 No.2 Mk.1A petrol engine
Maximum road speed : 34 km/h
Range : 153 km
More about Conqueror Heavy Tank

INS Savitri

INS Savitri

INS Savitri dari jenis OPV kelas Sukanya, dibangun di Hindustan Shipyard Limited (HAL) India, diluncurkan 23 Mei 1989, dioperasikan AL India 27 November 1990. AL India membangun tujuh kapal kelas Sukanya, INS Sukanya (P50), Subhadra (P51), Suvarna (P52), Savitri (P53), Sarayu (P54), Sharada (P55), Sujata (P56).

INS Sarayu kemudian dijual ke Sri Lanka tahun 2000 dan diganti namanya menjadi SLNS Sayura.

Tiga kapal kelas Sukanya pertama INS Sukanya, Subhadra dan Suvarna dibangun di galangan kapal Korea Tacoma. Sedangkan yang lainnya di bangun di HAL.

Kapal kelas Sukanya mempunyai berat 1890 ton, panjang 101,1 meter, lebar 11, 5 meter, mampu dipacu hingga 21 knot dengan awak kapal 140 orang termasuk 15 perwira.

INS Savitri dipersenjatai 1 pucuk meriam 40 mm Bofors, 2 pucuk senapan mesin 12,7 mm dan dilengkapi satu helikopter HAL Chetak.
More about INS Savitri

Denel AH-2 Rooivalk.

Denel AH-2 Rooivalk.

Rooivalk merupakan helicopter serbu dengan dua awak tempat duduk berkonfigurasi tandem dengan tempat duduk bagian belakang agak tinggi dari tempat duduk depan.

Awak senjata (WSA-Weapon System Officer) berposisi pada kursi depan sedangkan pilot pada kursi belakang.

Kursi helicopter Rooivalk dirancang dan dibuat dengan sangat kokoh (crashworthy) serta berlapis baja yang dilengkapi dengan perankat tongkat kendali gabungan (HOCAS-hands-on collective and stick).

Untuk awak helicopter Rooivalk ini dilengkapi dengan helmet khusus yang dibuat oleh pabrik Thales Avionic, Perancis. Helmet ini dilengkapi dengan perangkat display khusus (helmet-mounted sight display) versi TopOwl. Dengan demikian helmet ini berfungsi sebagai head-up display untuk informasi pada pola terbang NOE (Nap-on-the-earth).

Selain itu Helmet TopOwl juga terintegrasi dengan system senjata yang dibawa oleh pesawat seperti cannon, atau rudal udara-ke-udara. TopOwl juga terintegrasi dengan Gen IV image intensifier dan FLIR serta efektif untuk digunakan baik pada siang maupun malam hari.

Kerangka pesawat Rooivalk dirancang untuk tidak menimbulkan kerusakan serius apabila mengalami jatuh (crash-resistant structure) serta low radar, visual, infrared dan acoustic signature.

Kendali penembakan dan sarana observasi. Dalam melakukan kegiatan deteksi, akuisisi dan penjejakan terhadap target helicopter ini dilengkapi dengan sarana otpik yang dipasang pada bagian hidung pesawat, perangkat optic ini disebut sebatai TDATS (Target Detection Acquisition and Tracking System).

TDATS dilengkapi dengan low-level television sensor, FLIR, autotracker, laser rangefinder dan laser designator. Sehingga dalam pembidikan persenjataan yang dibawa akan lebih akurat.

Perangkat Navigasi dan Komunikasi. Perangkat navigasi yang dibawa oleh helicopter ini termasuk pada kategori yang mutakhir, termasuk diantaranya Doppler Radar Velocity Sensor, GPS 8 kanal dari Thales Avionic, Heading Sensor Unit (HSU) dan Air Data Unit (ADU).

Perangkat komunikasinya terdiri dari dua transceiver VHF/UHF dengan frequensi FM, AM, dan pemroses pembicaraan digital, satu radio HF dengan frequency hopping dan secure voice, data channel serta IFF transponder.

Kemampuan Serang. Helikopter yang dirancang untuk menghadapi target darat berupa kendaraan lapis baja maupun bunker pertahanan serta untuk menghadapi helicopter tempur lawan berkemampuan jelajah dengan kecepatan maksimum 150 knot dengan kemampuan gerak menanjak keudara sekitar 2.620 kaki per menit pada posisi dua mesin hidup, atau 1.280 kaki per menit dengan satu mesin.

Perangkat Navigasi dan Komunikasi. Perangkat navigasi yang dibawa oleh helicopter ini termasuk pada kategori yang mutakhir, termasuk diantaranya Doppler Radar Velocity Sensor, GPS 8 kanal dari Thales Avionic, Heading Sensor Unit (HSU) dan Air Data Unit (ADU).

Perangkat komunikasinya terdiri dari dua transceiver VHF/UHF dengan frequensi FM, AM, dan pemroses pembicaraan digital, satu radio HF dengan frequency hopping dan secure voice, data channel serta IFF transponder.

Kemampuan Serang. Helikopter yang dirancang untuk menghadapi target darat berupa kendaraan lapis baja maupun bunker pertahanan serta untuk menghadapi helicopter tempur lawan berkemampuan jelajah dengan kecepatan maksimum 150 knot dengan kemampuan gerak menanjak keudara sekitar 2.620 kaki per menit pada posisi dua mesin hidup, atau 1.280 kaki per menit dengan satu mesin.

Hover ceiling maksimum (OGE - out of ground effect) mencapai ketinggian 17.900 kaki, sedangkan untuk IGE - in ground effect, mencapai 19.200 kaki.
Mesin penggerak yang digunakan adalah dua buah mesin Makila 1K2 yang menghasilkan take-off rating sebesar 2.243 kW, sedangkan dengan satu mesin (super continence) akan menghasilkan kekuatan 1.660 kW.

Persenjataan.  ROOIVALK dapat membawa berbagai jenis system persenjataan yang disesuaikan dengan misi tempur yang akan dilaksanakannya.  Pesawat ini memiliki kelincahan maneuver yang tinggi sehingga dengan persenjataan yang dibawanya dapat menghadapi multiple target baik pada jarak pendek maupun jarak jauh.

Perlengkapan persenjataan antara lain pada bagian bawah hidung pesawat berupa kanon, dan berbagai jenis munisi pada bagian bawah sayapnya.

Kanon yang dibawa berupa kanon F2 dual-feed, gas operated caliber 20mm dengan kemampuan penembakan rata-rata 740 butir peluru per menit dan kecepatan peluru 1.100 meter per detik.  Kotak amunisi (ammunition bins) berkapasitas 700 butir siap tembak.

Persenjataan misil yang dibawa antara lain misile anti-armour jarak jauh jenis Mokopa yang dibuat oleh Divisi Kentron dari Denel.  Mokopa merupakan semi-active laser seeker head dilengkapi dengan hulu ledak tandem, dengan jarak tembak efektif mencapai 8,5 km.  ROOIVALK juga dapat dilengkapi dengan misil Hellfire atau HOT 3.

Selain itu juga dapat membawa empat misil udara-ke-udara seperti V3C Darter dari Denel Aerospace Systems, atau Mistral dari MBDA.  V3C Darter memiliki sarana pencari dengan infrared serta penentuan target dengan menggunakan helmet awak pesawat.  Untuk persenjataan roket digunakan roket caliber 70mm jenis FFAR buatan Belgia.
Data Teknis.
Panjang keseluruhan pesawat (rotor utama ke rotor ekor) : 18.732 mm
Diameter rotor utama                                    : 15.580 mm
Berat take-off maksimum                                 :  8.750 kg
Bobot operasi minimum                                   :  5.730 kg
Bahan baker internal maksimum                           :  1.469 kg
More about Denel AH-2 Rooivalk.

KRI Jayawijaya 921

KRI Jayawijaya 921

Merupakan kapal ex US Navy bernama USS Askari ARL-30 yang diluncurkan pada Mei 1945 dan masuk armada cadangan pada tahun 1956 - 1966 dan setelah pecah perang Vietnam USS Askari kembali diaktifkan pada tahun 1967 untuk mendukung Amerika di Vietnam, setelah beroperasi di Vietnam kemudian di Sewakan ke TNI AL pada 31 agustus 1971 dan baru dibeli pada tanggal 22 Februari 1979. KRI Jayawijaya (921) berperan sebagai kapal bengkel yang berfungsi sebagai kapal pendukung dan pembekalan.
KM ADRI-XLVII

Tipe Landing Craft Utility (LCU)
Negara asal Indonesia

Sejarah pemakaian
Digunakan 2004 - Sekarang

Sejarah produksi
Galangan PT.Dock Palma di Batam
Diproduksi TA. 2002
Jumlah 1

Spesifikasi
DWT 300 ton
Panjang 48,00 m
Lebar 10,51 m
Tinggi 4,35 m
ABK/Crew 24 orang
Senjata utama SMB Kal. 7,62 mm
Senjata sekunder Senjata perorangan
Mesin Utama MTU 8V TE-72
Power 635 HP

Mesin Generator

Alat Navigasi

Cummin’s 4BT 3.9-M

Radar, GPS, Echo Sounder
Jarak jelajah 2500 mil
Kecepatan 10 Knots
More about KRI Jayawijaya 921

BRDM-1 TNI

BRDM-1 : Panser Amfibi 4×4 dari Era Bung Karno

Peninggalan mesin perang era tahun 60-an di Republik ini lumayan banyak, terutama yang berasal dari Uni Soviet. Meski sebagian besar arsenal tempur era Bung Karno ini sudah masuk museum, tapi toh masih ada beberapa yang terus digunakan hingga saat ini, contoh nya tank amfibi legendaris PT-76 dan panser amfibi BTR-50 milik Korps Marinir TNI-AL.

Ibarat tak kenal maka tak sayang, pada era tahun 60-an, utamanya saat momen pembebasan Irian Barat, Indonesia ternyata pernah kedatangan panser amfibi 4×4 yang cukup legendaris, yakni BRDM (Bronirovannaya Razvedyvatelnaya Dozornaya Mashina)-1. Panser untuk misi intai ini terbilang unik, sebab BRDM-1 dilengkapi 4 roda tambahan yang bisa dinaikan dan diturunkan. Guna 4 roda tambahan tersebut untuk meningkatkan performa panser saat melahap medan off road.

BRDM-1 dirancang dengan beberapa versi, dari mulai versi standar hingga versi lanjutan yang mampu menggotong 3 sampai 6 rudal anti tank ‘Sagger’. BRDM-1 versi Indonesia adalah versi standar, dirancang untuk dipersenjatai senapan mesin kaliber sedang 7,62 mm atau senapan mesin berat Dshk kaliber 12,7 mm. Secara keseluruhan, versi BRDM-1 mencakup varian Command Vehicle, Radiological Chemical Reconnaissance Vehicle, dan BRDM-1 with Sagger.

BRDM-1 diawaki oleh empat orang, (driver, co-driver, gunner, dan komandan). Untuk melaju di lautan, panser ini dilengkapi penangkal gelombang yang bisa digerakan secara otomatis. Untuk melaju di air, panser ini dibekali baling-baling tunggal pada bagian belakang. Panser ini menggunakan mesin tipe GAZ-40PB dengan 6 silinder berbahan bakar bensin. Letak mesin berada di bagian depan.

Menurut sumber dari Wikipedia, Indonesia setidaknya pernah memiliki 10 unit BRDM-1 yang dipesan pada tahun 1962 dan tiba di Tanah Air pada tahun 1963. Populasi BRDM-1 di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 10.000 unit, sebagian besar berada di negeri eks sekutu Uni Soviet. Saat ini diketahui salah satu unit BRDM-1 masih dirawat oleh Korps Marinir TNI-AL sebagai kendaraan non operasional. Sisanya, dua unit BRDM-1 bisa Anda lihat di depan gerbang Ksatrian Marinir di Cilandak. Ada lagi 1 unit BRDM-1 menjadi penghuni museum Satria Mandala di Jakarta.

Spesifikasi BRDM-1
Negara Pembuat : Uni Soviet
Produksi : 1957 – 1966
Berat : 5630 Kg
Panjang : 5,7 meter
Lebar : 2,25 meter
Tinggi : 2,9 meter
Kapasitas BBM : 150 liter
Jangkauan operasi : 750 Km (di darat)
120 Km (di Air)
Kecepatan maksimum : 90 Km/jam di darat
9 Km/jam di air
More about BRDM-1 TNI

MAC-10

MAC-10

MAC-10 bernama resmi M10 (Military Armament Corporation Model 10), adalah pistol otomatis ringkas yang memiliki kemampuan menembak full-otomatis, dengan sistem blowback hasil pengembangan Gordon B. Ingram pada tahun 1964.

Kebanyakan pistol mesin memiliki aksesori tambahan untuk meningkatkan kinerjanya, seperti peredam suara (sound suppressor), perpanjangan magazen, pegangan depan, dan popor bahu. Beberapa pistol otomatis terkenal adalah seri MAC-10 dan MAC-11 buatan Amerika dan seri Uzi buatan Israel.

Desain
Bahan yang terbuat dari baja dan sistem telescopic bolt pada bagian larasnya menjadikan bobot senjata ini ringan dan ringkas. Laras MAC-10 ini dapat dilengkapi dengan peredam suara (sound suppressor), peredaman suara tembakan berfungsi tanpa mengurangi kecepatan tembak peluru. Peredam suara produksi awal produksi SIONICS memiliki panjang 290,57 mm, diameter 54.10 mm dengan berat 0,54 kg (540 gram).

Penamaan
Nama MAC-10 adalah nama yang dikenal untuk senjata ini, nama ini dipakai oleh para Title II (ditributor, penulis artikel, dan kolektor untuk jenis senjata yang pengawasannya dilakukan ketat di Amerika Serikat)), nama resminya adalah M10, ironisnya perusahaan pembuat tidak pernah mencantumkan nama MAC-10 dalam katalog penjualan mereka.

Varian
MAC-10 menggunakan peluru .45 ACP, varian lain menggunakan peluru 9 x 19 mm Parabellum / Luger adalah MAC-10/9. MAC-11 (M-11A1) adalah varian dari MAC-10 dengan bentuk yang lebih ringkas, menggunakan peluru .380 ACP. Kemudian M-11/9 yang merupakan hasil modifikasi M-11 dengan ciri memiliki bagian receiver lebih panjang menggunakan peluru 9 mm, khusus varian ini diproduksi oleh Cobray Company, Amerika Serikat. Varian lain yaitu MPA-10 diproduksi oleh Masterpiece Arms, MAX upper produksi Lage Manufacturing, varian ini dilengkapi dengan Picatinny rail, laras tipe 22LR, bolt dan magazen yang dapat diubahsuaikan.

Pengguna
Chili
Kolombia
Republik Dominika
Saudi Arabia
Spain: Berbagai kesatuan Polisi.
United Kingdom
United States: Digunakan di Perang Vietnam oleh LRRP dan Navy SEAL

Tipe : Pistol otomatis
Negara asal : Flag of the United States.svg Amerika Serikat

Masa penggunaan : 1970–1975
Perancang : Gordon B. Ingram
Tahun : 1964
Produsen : Military Armament Corporation
Diproduksi : 1970–sekarang

Spesifikasi
Berat : 2,84 kg (Kosong tanpa peredam suara)
Panjang : 269 mm tanpa popor, 295 mm popor dilipat, 548 mm popor dibuka. 545 mm popor dibuka dengan peredam suara / 798 mm popor dibuka dengan peredam suara.
Panjang Laras : 146 mm
Magazen : .45 ACP 9 x 19 mm Parabellum
Rata² tembakan : 1,090 (9 mm), 1,145 (.45 ACP) peluru/menit
Kecepatan peluru : 366 meter/detik (m/s) untuk peluru 9mm, 280 m/s untuk peluru .45 ACP
Jarak efektif : 50 m (.45 ACP), 80 m (9mm Parabellum)
Jarak jangkauan : 100 m (for .45 ACP)
Amunisi : Magazen box isi 30 butir peluru .45 ACP Magazen box isi 30 butir peluru 9x19mm
Alat bidik : Besi
More about MAC-10

BT Tank

BT Tank

BT adalah tanki miliki Uni Soviet yang banyak diproduksi pada tahunn 1930-an dan menjadi tulang punggung kekuatan pasukan tank Uni Soviet hingga akhirnya digantikan oleh T-34. BT sendiri adalah singkatan dari “Bistrokhodny Tank” atau “Fast Tank”. Satu fitur yang unik dari tank BT adalah track nya dapat dilepas dan kemudian dapat berjalan menggunakan roda seperti halnya panser, walaupun pada kenyataannya kemampuan ini hampir tidak pernah dipraktekkan di medan perang.

Tank dengan tiga orang awak ini diproduksi sebanyak lebih dari 8.000 unit dalam berbagai varian pada tahun 1932-1941. Pertama kali digunakan dalam perang saudara Spanyol, tank ini kemudian digunakan pula dalam perang perbatasan dengan Jepang sebelum akhirnya digunakan dalam Perang Dunia II. Bisa dikatakan tank ini digunakan dalam semua pertempuran yang melibatkan pasukan Uni Soviet. Mulai dari serangan ke Polandia dan Finlandia, hingga pertempuran melawan pasukan Jerman. Bahkan tank ini masih digunakan dalam serangan ke Manchuria. Tank ini baru dipensiunkan setelah Perang Dunia II usai.
More about BT Tank

Roland

Roland, Hasil Silangan Perancis dan Jerman

Keampuhan peluru kendali ini memang sudah terbukti, hingga angkatan bersenjata dari negara sebesar Amerika Serikat pun merasa perlu untuk memasukkan dalam inventori-nya, peluru kendali yang masuk pada kategori rudal darat ke udara ini pernah menunjukkan kehebatannya pada saat perang teluk pertama, pada saat itu Roland milik angkatan bersenjata Iraq di percayai oleh para pengamat militer berhasil merontokan pesawat serang darat milik Amerika Serikat A-10 Thunderbolt. Peluru kendali ini merupakan hasil kerjasama negara Perancis dan Jerman, yang berkongsi membentuk perusahaan Euromissile, Roland pertama kali mulai di gunakan pada tahun 1977, dan sejak itu peluru kendali ini muncul dalam berbagai versi hingga versi paling akhir Roland VT1.

Versi-versi yang ada pada peluru kendali Roland, di sesuaikan dengan perkembangan teknologi yang di kembangkan untuk rudal ini, untuk versi Roland 1, yang mulai di gunakan padan tahun 1977 teknologi penjejak dan pemandunya menggunakan optik manual, untuk Roland 2 yang di gunakan pada tahun 1981 penjejak sudah menggunakan teknologi full otomatis dan pemandunya sudah menggunakan radar, sedangkan Roland 3 jarak jangkau rudal di tambah dan hulu ledak di perbesar rudal versi ini mulai beroperasi pada tahun 1988, dan yang termutakhir adalah Roland VT1 perubahan yang mencolok dari versi terbaru ini adalah kecepatan rudal yang sudah masuk kategori hypervelocity, hingga mampu meluncur pada kecepatan maksimum 1.6 mach.

Roland dapat diluncurkan dari berbagai platform mulai yang dinamis hingga statis, untuk yang dinamis Roland bisa menggunakan platform baik tank, panser serta kendaraan taktis beroda lainnya, sedangkan yang saat ini sedang di kembangkan adalah Roland yang digunakan secara statis yang mempunyai platform semacam shelter dan digunakan untuk menjaga pangkalan militer ataupun lokasi strategis, model Roland jenis ini di beri nama Roland CAROL. Sebagai peluru kendali dari darat ke udara, Roland mampu menghancurkan sasaran hingga ketinggian 5.500 meter dengan jarak jangkau 8.000 meter, untuk hulu ledak Roland menggunakan jenis pre-fragmented high-explosive seberat 6.5 kg, sedang berat total dari rudal ini mencapai 67 kg, untuk bahan bakar, Roland menggunakan bahan bakar solid.

Peluru kendali ini sudah tersebar di bergagai belahan dunis, hingga saat ini sudah di pakai di berbagai negara antara lain : Perancis, Argentina, Brazil, Nigeria, Qatar, Slovenia (9 unit Roland versi II), Spanyol, dan Venezuela, dan masih ada beberapa Roland yang tercatat pernah masuk dalam inventarsi mereka namun sudah tidak aktif lagi diantaranya adalah : Jerman , USA dan Iraq.
More about Roland

USS Appalachian (AGC-1)

USS Appalachian (AGC-1)

Designation: USS Appalachian (AGC-1)
Classification Type: Amphibious Force Flagship
Ship Class: Appalachian-class
Country of Origin: United States
Number in Class: 4
Operators: the United States of America

Appalachian adalah sebuah kapal support amfibi yang beroperasu untuk AL AS selama WW II. Dia telah digunakan dalam operasi pendaratan yang intens di seluruh daerah konflik untuk mendukung operasi unit Marinir AS. Supportnya di berbagai operasi merupajan vita dalam proses yang dibuat oleh AL AS dalam Perang Pasifik. Appalachian merupakan kapal pemimpin (lead ship) dari kapal kelas Appalachian yang terdiri dari tiga kapal lain, yaitu USS blue Ridge, USS Rocky Mount dan the USS Catoctin.

Dengan mesin turbin poros tunggal, Appalachian dapat mencapai kecepatan 16 knots ketika berlayar dengan 368 awak. Kapal ini mempunyai bobot mati mendekati 14.000 ton. Persenjataannya terdiri dari dua meriam utama 5”, 8 kanon 40 mm dan 14 kanon 20mm. Ciri khasnya didominasi oleh superstuctur di bagian tengah kapal dan tiang kembar di bagian depan dan belakang. Sebuah cerobong asap tunggal dan berbagai alat komunikasi berada di bagian atas superstructurnya.

USS Appalachian mulai beraksi saat pertama kalinya ikut ambil bagian dalam invasi ke Atol Kwajalein di Pulau Marshall dan kemudian beroperasi kepulauan Guadalcanal dan Solomon. Kapal ini juga terlibat dalam bombaredemen Guam dengan meriam 5”-nya dalam dukungan untuk pendaratan Marinir AS di sana. Dia kemudian mendukung kapal lain dalam pendaratan di Leyte, Filipina dan selanjutnya (awal 1945) di Luzon. Ketika kembali dari operasi penyerangan/invasi dia diserang oleh beberapa pesawat Jepang, tetapi berhasil menghindar dan mencegah dari kerusakan kritis. Selain sebagai bagian operasi pendukung untuk armada dan operasi pendaratan AS, kapal ini juga digunakan sebagai tempat pelatihan bagi para pelaut baru. Dia berhenti dari karis WW II di dekat Manila, Filipina pada 1945 ketika konflik berakhir.

USS Appalachian mulai dibuat pada 1942, dengan konstruksi yang dipegang oleh Federal Shipbuilding & Drydock Company (Kearney, New Jersey), dan diluncurkan pada tahun berikutnya. Dia mulai dioperasikan secara resmi pada 1943 dan dipensiunkan pada 1947. Namanya dicoret dari AL AS pada 1960 dan sisa-sisa kapalnya dijual sebagai rongsokan. USS Appalachian dan awaknya medapatkan 4 Battle Stars untuk jasanya selama WW II.

Specifications for the USS Appalachian (AGC-1)

Dimensions:
Length: 459ft (139.90m)
Beam: 63ft (19.20m)
Draught: 24ft (7.32m)

Performance:
Surface Speed: 17kts (20mph)
Range: 3,454miles (5,559km)

Structure:
Complement: 368
Suface Displacement: 13,910tons

Power:
Engine(s): 1 x Shaft Turbine engine

Air Arm:
none.

Armament Suite:
2 x 5" main guns
8 x 40mm cannons
14 x 20mm cannons
More about USS Appalachian (AGC-1)

F6F Hellcat

F6F Hellcat

F6F Hellcat mulai diproduksi oleh AS pasca serangan Jepang ke Pearl Harbor. Sebagai lawan Zero, hellcat menjadi andalan pilot-pilot US Navy saat melakukan bombardier ke darat. Keunggulan Hellcat adalah pada kokpit dan tangki BBM berlapis baja. Persenjataan yang dimiliki oleh Hellcat adalah sejumlah bom dan roket caliber 127 mm. Tak hanya digunakan untuk menggempur Jepang, Hellcat juga digunakan untuk menggempur kapal perang Jerman, Tripitz di Kaafjord, Norwegia.

• F-6F - Single seat pursuit fighter
• First flight - June 26, 1942 (XF6F-1)
• Total production - F6F-3 (4,403), F6F-5 (7,870)
• Powerplant - Single 2,000-horsepower
18-cylinder, Pratt and Whitney R-2800-10W
air cooled radial engine
• Climb rate to 14,000 ft. – 6 minutes, 42 seconds
• Armament - six .50-caliber M2 Browning machine guns
a 2,000 lb. bomb load, or six 5-inch rockets
• Wingspan - 42 ft. 10 in. (13.1 m)
• Length - 33 ft., 7 in. (10.2 m)
• Height - 13 ft., 1 in. (4.0 m)
• Wing area - 334 sq. ft. (30.7 m2)
• Weight - 9,238 lb. empty
• Maximum takeoff weight – 15,413 lb.
• Maximum speed - 380 mph at 23,400 ft.
• Ceiling - 37,300 ft.
• Range - 945 miles
More about F6F Hellcat

Dassault-Breguet Mirage 2000

Dassault-Breguet Mirage 2000

Pada awal tahun 1970-an Angkatan Udara Perancis meluncurkan program pesawat tempur masa depan (ACF-Avion de Combat Futur). Program ACF ini bertujuan membuat pesawat tempur baru sebagai pengganti Mirage III dan Mirage V. Pada awalnya perusahaan Dassault menawarkan pesawat tempur bermesin ganda Super Mirage, namun pesawat tersebut dirasakan terlalu mahal dan rumit sehingga pengembangan Super Mirage dibatalkan pada tahun 1975. Dassault kemudian menawarkan rancangan Mirage 2000 yang secara sepintas mirip dengan Mirage III dan Mirage V, namun dengan teknologi yang jauh lebih modern. Angkatan Udara Perancis menyetujui rancangan Mirage 2000 dan persetujuan untuk pengembangan lebih lanjut pun diberikan pada akhir tahun 1975. Prototype Mirage 2000 sendiri berhasil melakukan first flight pada tanggal 10 Maret 1978 dan mulai digunakan secara operasional pada bulan November 1982.

Pada dasarnya Mirage 2000 ini mirip dengan Mirage III dan Mirage V, namun sebetulnya Mirage 2000 adalah pesawat yang sama sekali baru dengan kemampuan tempur dan manuver yang jauh lebih baik. Pesawat tempur ini dirancang sebagai all weather interceptor fighter, namun juga memiliki kemampuan sebagai ground attack aircraft. MIrage 2000 tercatat telah diproduksi sebanyak 601 unit dalam berbagai varian, termasuk varian jet latih tempur berawak ganda Mirage 2000B. Dari Mirage 2000B ini kemudian Angkatan Udara Perancis mengembangkanya menjadi varian strike/attack aircraft (sekelas dengan Panavia Tornado IDS, F-15E Strike Eagle, dan Sukhoi Su-30) Mirage 2000D dan Mirage 2000N sebagai pengganti pesawat pembom Mirage IV.

Jika Mirage 2000D merupakan pesawat strike/attack konvensional, maka Mirage 2000N adalah strike/attack aircraft yang memilki kemampuan untuk membawa persenjataan nuklir.

Mirage 2000 adalah salah satu pesawat tempur yang battle proven. Pesawat tempur ini digunakan oleh Angkatan Udara Perancis dalam Perang Teluk tahun 1991 dan operasi militer NATO di daerah Balkan pada tahun 1994-1999, walaupun Angkatan Udara Perancis harus kehilangan sebuah Mirage 2000 karena ditembak oleh peluru kendali anti serangan udara Serbia pada tanggal 30 Agustus 1995. Mirage 2000 masih digunakan oleh AU Perancis untuk mendukung operasi militer di Afghanistan dari tahun 2002 sampai dengan sekarang. Walaupun sejak tahun 2006 AU Perancis sudah mulai mengoperasikan Rafale, namun sekitar 150 Mirage 2000 masih akan terus memperkuat AU Perancis setidaknya sampai 5-10 tahun mendatang.

Selain AU Perancis, Mirage 2000 juga digunakan oleh Angkatan Udara India, Uni Emirat Arab, Taiwan, Yunani, Mesir, Qatar, Peru, dan Brazil. Sama seperti AU Perancis, Mirage 2000 milik negara-negara tersebut juga pernah digunakan dalam sejumlah operasi militer yang sesungguhnya. Misalnya saja Mirage 2000 milik Uni Emirat Arab yang ikut digunakan dalam Perang Teluk tahun 1991 dan Mirage 2000 milik AU Peru yang digunakan dalam perang perbatasan dengan Ekuador di tahun 1995. Mirage 2000 milik AU India juga digunakan dengan sukses dalam perang perbatasan dengan Pakistan pada tahun 1999.

Salah satu peristiwa yang melibatkan Mirage 2000 terjadi pada bulan Oktober 1996. Pada saat itu situasi perbatasan antara Yunani dan Turki sedang memanas akibat sengketa perbatasan di daerah Imia/Kardak dan pada tanggal Oktober 1996 dalam sebuah insiden di wilayah perbatasan, Mirage 2000 milik AU Yunani menembak sebuah F-16D milik AU Turki. Peristiwa ini sempat ditutup-tutupi mengingat Turki dan Yunani sama-sama anggotan NATO dan pesawat F-16 tersebut dilaporkan jatuh karena kerusakan mesin. Namun akhirnya seorang mantan perwira AU Turki mengaku kepada media massa bahwa F-16 tersebut jatuh diitembak oleh Mirage 2000.

Specifications (Mirage 2000C)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 95.1 kN SNECMA M53-P2 afterburning turbofan engine
Length : 14.36m
Wingspan : 9.13m
Height : 5.20m
Weight empty : 7,500 kg
Maximum take-off weight : 17,000 kg
Maximum speed : 2,333 km/h
Range : 1,500 km with drop tanks
Service ceiling : 17,080m
Armament : 2 x 30mm DEFA 554 cannons; up to 6,300 kg (13,900 lb) of bombs, rockets, and missiles
More about Dassault-Breguet Mirage 2000