Marder 1A3, Tank Tempur Medium Buatan Jerman

Selasa, 18 September 2012
Tank Marder 1A3
Tank Marder 1A3, kendaraan tempur infanteri (IFV) lapis baja yang mampu melaju dengan kecepatan 65 Km/jam ini diproduksi oleh Rheinmetall Landsysteme, Jerman. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Marder 1A3, Tank Tempur Medium Buatan Jerman.
Marder 1A3 adalah salah satu varian dari tank medium atau yang lebih tepat disebut sebagai kendaraan tempur infanteri (IFV / Infantry Fighting Vehicle) Marder 1 yang diproduksi oleh perusahaan Rheinmetall Landsysteme.

Sebagai kendaraan tempur infanteri lapis baja, Marder dioperasikan oleh Angkatan Darat Jerman sebagai senjata utama Panzergrenadiere (infanteri mekanik) dari tahun 1970-an sampai saat ini. Hingga sekarang Marder telah terbukti sebagai IFV yang tangguh. Oleh karena itu tidak salah jika Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memilih Marder sebagai bagian dari arsenal tempur TNI. Menurut informasi dari Kemhan RI, penandatanganan kontrak pembelian 50 unit tank Marder 1A3 dan 10 tank pendukungnya dilakukan pada akhir September 2012 (baca: 50 Tank Marder 1A3 Akan Perkuat Arsenal Tempur TNI). 

Varian pertama Marder mulai dikembangkan pada Januari 1960 dan produksi pertamanya diterima oleh militer Jerman pada tanggal 7 Januari 1971. Produksi kendaraan tempur ini terus berlanjut hingga tahun 1975, tidak kurang dari 2.136 unit Marder telah diproduksi. 

Pada tahun 1975 rudal Milan (rudal anti tank) mulai digunakan pada kendaraan tempur Marder. Tapi saat itu penembakannya masih secara konvesional. Petugas (komandan tank) muncul dari kubah sambil memanggul peluncur rudal Milan lalu menembakan rudal tersebut. Lalu antara tahun 1977 dan 1979 peluncur rudal ini mulai dipasang sebagai bagian dari persenjataan Marder.

Lalu, apa kelebihan yang dimiliki varian Marder 1A3 yang tidak lama lagi akan memperkuat jajaran tempur TNI? 

Program upgrade atau modifikasi peningkatan varian 1A3 dimulai pada tahun 1988. Saat itu ada sekitar 2.100 unit Marder 1A1 dan 1A2 yang akan diupgrade oleh militer Jerman. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan Thyssen-Henschel. Tank Marder yang telah diupgrade menjadi varian Marder 1A3 kembali diterima militer Jerman pada tanggal 17 November 1989. Upgrade tersebut meliputi: 
  • Penambahan lapisan baja pelindung hingga seberat 1.600 kg untuk melindungi Marder dari tembakan meriam 2A42 kaliber 30 mm dari BMP-2 buatan Rusia.
  • Modifikasi pada akses kompartemen personil infanteri.
  • Suspensi diperkuat, sistem pengereman baru dipasang, gearbox disesuaikan. Sistem pemanas digantikan dengan sistem pemanas berbasis air.
  • Modifikasi pada Turret meriam.
  • Keseluruhan modifikasi tersebut membuat Marder memiliki bobot 35.000 kg.
Varian Marder 1A3 inilah yang merupakan varian terbanyak digunakan oleh Angkatan Darat Jerman.

Sebagai kendaraan tempur, Marder bisa melintasi air hingga kedalaman 1,5 meter. Jika dilengkapi dengan peralatan tambahan, kendaraan tempur ini bisa melintasi air berkedalaman hingga 2,5 meter. Marder menggunakan roda penggerak yang dipasangi trek Diehl dengan bantalan karet. 

Sejak awal kemunculannya hingga saat ini ada beberapa varian Marder yang telah diproduksi. Diantarannya adalah: 
  • Marder 1 (1971 -) : Marder 1 dengan Milan: sebuah peluncur rudal Milan memang cocok untuk semua Marder antara 1977 dan 1979.
  • Marder 1A1 (+) (1979-1982) : Menggunakan 2 meriam otomatis kaliber 20 mm sehingga memungkinkan pengisian amunisi secara bergantian, peralatan penglihatan malam termasuk intensifier gambar dan imager termal. Kapasitas Infanteri dikurangi menjadi lima. Diterapkan pada 674 kendaraan Marder antara tahun 1979 dan 1982.
  • Marder 1A1 (-) (1979-1982) : sebagai A1 (+) tanpa imager termal. Sejumlah 350 Marder diupgrade ke varian ini.
  • Marder 1A1A3 : merupakan upgrade dari varian A1 dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  • Marder 1A1A sebagai 1 A1 tetapi tanpa peralatan penglihatan malam pasif. Sejumlah 1.112 unit Marder diupgrade ke varian ini.
  • Marder 1A1A4 : Varian Marder A1A dengan dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  • Marder 1A1A2: Marder yang dikonversi dari varian A1 dengan turret milik varian A2
  • Marder 1A1A5: Upgrade varian A1A2 dengan dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  • Marder 1A2 (1984-1991): Antara tahun 1984 dan 1991, semua Marder milik Jerman diupgrade ke varian A2 ini, modifikasi substansial termasuk suspensi, tangki bahan bakar, sistem pendingin dan air-jet sistem pembersihan. Selain pemasangan sistem peninjauan baru, tak lagi menggunakan peralatan pencari cahaya inframerah. Semua Marder Jerman dilengkapi dengan pencitra termal kecuali untuk lebih dari 674 unit Marder A1 yang memang sudah memiliki perangkat ini.
  • Marder 1A2A1 : Varian 1A2 dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  • Marder 1A3 (1988–1998)
  • Marder 1A4 : Varian 1A3 dengan perlengkapan radio kriptografi SEM 80/90.
  • Marder 1A5 (2003-2004) : Tambahan pelindung lapis baja dan renovasi pada interior untuk melindungi personil dari cedera akibat ledakan dan hentakan saat melindas ranjau. Hanya diterapkan pada 74 unit varian 1A3.
  • Marder 1A5A1 (2010-2011) : Dilengkapi dengan sistem pendingin udara, jammer untuk IED dan multi-spektral kamuflase. Pada bulan Desember 2010 sepuluh unit Marder diupgrade ke varian ini, kemudian dilanjutkan pada 25 unit pada Agustus 2011.
Meskipun telah dioperasikan dalam jumlah besar selama 38 tahun, tank Marder baru memperoleh pengalaman tempur sesungguhnya yang pertama kali saat melindungi sebuah pos tentara Jerman dari serangan gerilyawan Taliban yang berlokasi di Distrik Chahar Dara, provinsi Kunduz, Afghanistan, pada Juli 2009. Aksi Marder pada pertempuran tersebut telah membunuh dan dan melukai puluhan anggota gerilyawan Taliban. Setelah kejadian itu, tank Marder juga beberapa kali terlibat dalam pertempuran.

Spesifikasi IFV Marder 1 :
  • Produsen : Rheinmetall Landsysteme, Jerman
  • Bobot : 28,5 ton (varian 1A1/A2), 33,5 ton (varian 1A3), 37,4 ton (varian 1A5)
  • Panjang : 6,79 m
  • Lebar : 3,24 m
  • Tinggi : 2,98 m
  • Personil : 3 awak tank dan 7 personil infanteri
  • Proteksi : Baja setebal 20 hingga 25 mm
  • Senjata Utama : Meriam otomatis Rheinmetall MK 20 Rh 202 kaliber 20 mm, rudal anti tank MILAN
  • Senjata Tambahan : Senapan Mesin MG3 kaliber 7,62 mm
  • Mesin Penggerak : Diesel MTU MB 833 Ea-500 600 hp (441 kW)
  • Rasio Tenaga Mesin dan Berat Kendaraan : 21,1 hp/ton
  • Transmisi : RENK HSWL 194
  • Suspensi : Torsion bar
  • Ground Clearance : 0,45 m
  • Kapasitas Tangki BBM : 652 liter
  • Jarak Jangkau : 520 km
  • Kecepatan Maksimum : 75 km/jam (varian 1A2) dan 65 km/jam (varian 1A3)
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/09/marder-1a3-tank-tempur-medium-buatan-jerman.html
More about

Unit CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) TNI-AU



CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle)
CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) merupakan jenissoft alutsista yang sangat vital pada pelaksanaan operasional pertahanan udara (Hanud) yang membutuhkan mobilitas tinggi. Meskipun sebagian besar komponen CMOV didatangkan dari luar negeri, tapi karoseri dan assembly dikerjakan oleh teknisi Indonesia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Unit CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) TNI-AU.
Central Monitoring and Observation Vehicle (CMOV) adalah miniatur dari ruang Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) yang besarnya hampir sepertiga lapangan sepak bola. Meskipun diperkecil hingga sebesar truk kecil ini, hampir seluruh kemampuan pokok di ruang Popunas berhasil diboyong ke dalam mobil ini. Tapi karena miniatur, kemampuan dan fasilitas yang tersedia tidak selengkap seperti pada ruang Popunas yang sebenarnya. Meskipun demikian, CMOV tetap memiliki keunggulan lain karena bisa dengan mudah dipindahkan atau dibawa ke lokasi yang diinginkan. 

CMOV dapat digelar di seluruh sudut Nusantara untuk memantau keamanan negara kita ini. Salah satu alutsista Kohanudnas ini berbasis truk Mercedes Benz MB800 yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga mampu membopong antena parabola yang bisa dilipat dengan sistem elektrik serta berbagai hardware canggih untuk memantau radar seperti monitor, komputer, dan sistem radio telekomunikasi. 

Ketika digelar pada operasi Hanud, mobil CMOV ini dikelilingi oleh para pengawal dan pendukung operasinya. Mobil ini sedianya ditumpangi Pangkohanudnas pada operasi Pertahanan Udara(Hanud) yang mengedepankan mobilitas tinggi. Tidak heran jika fasilitas standard seperti Air Conditioner (AC) yang super dingin dan interior cukup mewah dihadirkan dalam ruang pantau CMOV. 

Bukan tak mungkin operasional mobil ini digelar di wilayah yang sulit didapat air bersih. Untuk itu mobil pembawa penghasil air bersih disertakan juga agar suplai kebutuhan pokok manusia ini tercukupi. 

Seperti layaknya di dalam ruang Popunas, ruang pantau di mobil CMOV ini juga dilengkapi dengan data seluruh radar yang berada dalam naungan setiap Kosekhanudnas. Melakukan hubungan telekomunikasi radio dengan berbagai frekwensi juga dapat dilakukan, bahkan untuk berkomunikasi dengan pesawat interceptor, system komunikasi dalam CMOV mampu melayaninya. CMOV memang dirancang untuk mampu melakukan kontak dengan berbagai unsur Hanud, karena meskipun ukurannya kecil CMOV menjamin kelancaran berbagai cara berkomunikasi. 

Seperti mobil jammer, mobil CMOV juga telah dilibatkan dalam berbagai operasi pengamanan VVIP dalam negeri maupun luar negeri. Ketika Presiden Amerika Serikat Barack Obama berkunjung ke Indonesia, dua unit CMOV dikirim untuk memantau keamanan udara di sekelilingnya dan terbukti mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. 

Meskipun basi mobil CMOV dan peralatannya berasal dari luar negeri, tapi semua pengerjaan karoseri dan assembly peralatannya dilakukan oleh para teknisi Indonesia. 
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/10/unit-cmov-tni-au.html

More about Unit CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) TNI-AU

ASTROS II, Sistem Peluncur Roket Multi-Laras Buatan Brasil



ASTROS-II, Kendaraan Modul Peluncur Roket
ASTROS-II, Kendaraan Modul Peluncur Roket.
ASTROS II (Artillery Saturation Rocket System) adalah sistem peluncur roket multi-laras (MLRS: Multiple Launch Rocket System) yang diproduksi oleh perusahaan Avibrás di Brasil. Sistem ini mampu menembakkan roket dengan kaliber 127 mm hingga 300 mm. Unit Astros II dikembangkan dengan basis kendaraan Tectran VBT-2028 6x6 yang memiliki mobilitas tinggi pada berbagai kondisi medan.

Astros II biasanya dikelompokkan dalam baterai artileri yang terdiri dari 13 kendaraan, dengan perincian: 
  • 6 unit kendaraan peluncur roket
  • 6 unit truk pembawa roket
  • 1 unit kendaraan yang dilengkapi radar dan system kontrol peluncuran / penembakkan.
ASTROS-II, Kendaraan Radar dan Sistem Kontrol Tembakan / Peluncuran
ASTROS-II, Kendaraan Radar dan Sistem Kontrol Tembakan / Peluncuran.
Astros II sudah digunakan oleh Angkatan Darat Brasil sejak tahun 1983. Pihak asing yang sudah membuktikan kemampuan sistem peluncur roket ini contohnya adalah Irak. Angkatan Darat Irak menggunakan Astros II pada Perang Teluk, namun pihak Arab Saudi juga menggunakan unit sistem yang sama untuk melawan Irak. Pihak militer Angola juga menggunakan Astros II untuk mengalahkan UNITA. 

ASTROS-II, Proses Supply Ulang Roket
ASTROS-II, Proses Supply Ulang Roket.
Untuk perencanaan hingga tahun 2020, Avibrás tengah mengembangkan Astros AV-300 MT dengan kemampuan meluncurkan berbagai jenis rudal jelajah yang memiliki jangkauan tembak hingga 300 km. Unit Astros generasi baru ini memungkinkan pasukan Angkatan Darat untuk mengintegrasikannya dengan sistem senjata pertahanan udara.

Varian :
  • SS-30 dengan muatan 32 unit roket kaliber 127 mm, jangkauan tembak minimum 9 km, maksimum 30 km
  • SS-40 dengan muatan 16 unit roket kaliber 180 mm, jangkauan tembak minimum 15 km, maksimum 35 km
  • SS-60 (versi buatan Irak diberi nama Sajil-60) dengan muatan 4 unit roket kaliber 300 mm, jangkauan tembak minimum 20 km, maksimum 60 km
  • SS-80 dengan muatan 4 unit roket kaliber 300 mm, jangkauan tembak minimum 22 km, maksimum 90 km
  • SS-150 dengan muatan 4 unit roket kaliber 300 mm, jangkauan tembak minimum 29 km, maksimum 150 km
  • AV-300 MT khusus untuk meluncurkan rudal jelajah dengan daya jangkau 300 km. Saat ini dalam tahap pengembangan
Keseluruhan jenis roket menggunakan hulu ledak berbahan tipe High Explosives.

  • Bobot : 10.000 kg
  • Panjang : 7 meter
  • Lebar : 2,9 meter
  • Tinggi : 2,6 meter
  • Kru : 3 orang
  • Persenjataan Utama : Modul Peluncur Roket
  • Persenjataan Tambahan : 1 unit meriam mesin M2 Browning kaliber 12,7 mm
  • Mesin : 1 unit Mercedes OM422 8 silinder
  • Suspensi : 6x6
  • Jangkauan Operasi : 480 km
  • Kecepatan Maksimum : 90 km/jam
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/10/astros-ii-mlrs.html
More about ASTROS II, Sistem Peluncur Roket Multi-Laras Buatan Brasil

IFV Puma, Generasi IFV Baru Pengganti Marder



IFV Puma

Puma adalah kendaraan tempur infanteri Jerman yang dirancang untuk menggantikan ranpur sejenis dari generasi sebelumnya, IFV Marder. Produksi massal dari IFV Puma ini sudah dimulai sejak 6 Juli 2009. Proyek pengadaan ranpur generasi baru untuk Bundeswehr ini ditangani oleh PSM Projekt System Management yang merupakan perusahaan patungan antara Krauss-Maffei Wegmann dan Rheinmetall Landsysteme. 

Puma meruapakan salah satu IFV (Infantry Fighting Vehicle) yang terbaik dalam aspek proteksi dan memiliki rasio tinggi pada kekuatan mesin dan bobot kendaraan. 

Secara keseluruhan, tampilan luar dari Puma tidak terlalu berbeda jika dibandingkan dengan IFV lainnya. Mungkin yang membuatnya berbeda adalah pada bahan pelindungnya. Sebagai proteksi tambahan, Puma menggunakan material AMAP-B (Advanced Modular Armor Protection-Ballistic) untuk perlindungan dari gempuran proyektil yang memiliki kemampuan penetrasi dengan energi kinetik, AMAP-SC (Shaped Charge), perlindungan NBC (Nuclear, Biologist, Chemical), sistem pemadam kebakaran pada kabin awak dan kompartemen mesin.

Puma dilengkapi sistem persenjataan utama berupa meriam otomatis kaliber 30 mm MK 30-2/ABM buatan Rheinmetall dengan kecepatan 200 tembakan per menit dengan jangkauan tembak efektif 3.000 meter. Ranpur ini juga didukung senapan mesin HK MG4 kaliber 5,56 mm berkemampuan 850 tembakan per menit dengan jarak tembak efektif 1.000 meter. Dan untuk menghadapi tank tempur utama (MBT: Main Battle Tank), helikopter tempur, atau bunker pertahanan lawan, Puma dilengkapi sistem rudal Spike LR yang memiliki jangkauan tembak efektif hingga 4.000 meter. 

Untuk kamuflase perlindungan, Puma dilengkapi juga dengan 6 unit pelontar granat asap kaliber 76 mm. Perlindungan bagi personil juga diperkuat dengan penambahan proteksi pada lantai ranpur yang bisa menahan ledakan dari bahan peledak hingga seberat 10 kg. 

IFV Puma dilengkapi dengan sistem kamera dan periskop yang dapat melakukan pengawasan melingkar hingga 360 derajat. Proyeksi tampilan pengawasan itu bisa disajikan pada monitor yang diawasi oleh awak.

Secara teori, IFV seperti Puma dan sejenisnya digunakan untuk mendampingi tank tempur utama (MBT: Main Battle Tank) pada misi tempur. Tapi pada kenyataannya kebanyakan dari jenis IFV yang ada tidak mampu untuk mengimbangi kelajuan MBT. Untuk menutup celah ini lah IFV Puma diproduksi. Mesin 800 kW yang digunakan Puma membuatnya sanggup mengimbangi laju MBT.

  • Bobot : 31.500 kg, 43.000 kg dengan lapisan pelindung tambahan.
  • Panjang : 7,4 m
  • Lebar : 3,7 m
  • Tinggi : 3,1 m
  • Awak : 3 + 6
  • Lapisan Pelindung : AMAP (Advanced Modular Armor Protection)
  • Persenjataan Utama : Meriam otomatis MK30-2/ABM kaliber 30 mm, kapasitas 400 peluru.
  • Persenjataan Tambahan : Senapan Mesin HK MG4 kaliber 5,56 mm kapasitas 2.000 peluru, sistekm rudal anti-tank Spike LR, 6 tabung pelontar granat kaliber 76 mm
  • Mesin : MTU V10 892 diesel 800 kW (1,100 hp)
  • Rasio Tenaga Mesin dan Berat Kendaraan : 25,4 kW/ton
  • Suspensi : hydropneumatic
  • Jarak Jangkau : 600 km
  • Kecepatan Maksimal : 70 km/jam
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/10/ifv-puma.html
More about IFV Puma, Generasi IFV Baru Pengganti Marder

Eurocopter Tiger EC-665



Eurocopter Tiger EC-665

Galeri wallpaper foto helikopter tempur Eurocopter Tiger EC-665 :
Pada awalnya, helikopter serbu Eurocopter Tiger EC-665 dikembangkan dan dibuat untuk Angkatan Darat Jerman dan Angkatan Darat Perancis. Helikopter ini diproduksi dalam 3 konfigurasi, versi multi-peran dukungan serangan (UHT) untuk AD Jerman, multi-peran tempur (HAD) dan multi-peran dukungan tempur (HAP) untuk AD Perancis. Tiger EC-665 diproduksi oleh perusahaan Eurocopter yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan dirgantara Eropa yaitu DaimlerChrysler Aerospace (Jerman), Aerospatiale Matra (Perancis) dan CASA (Spanyol). 

Purwarupa Eurocopter Tiger EC-665 diterbangkan pertama kali pada bulan April 1991. Proses produksinya dimulai pada bulan Maret 2002. Sedangkan penerbangan perdana dari hasil produksi ini dilakukan oleh Eurocopter Tiger versi HAP pesanan Angkatan Darat Perancis pada bulan Maret 2003. 

Badan pesawat helikopter Tiger terbuat dari bahan yang terdiri dari 80% serat karbon yang diperkuat dengan polimer dan Kevlar, 11% aluminium, dan 6% titanium. Sedangkan rotor terbuat dari bahan serat plastic yang mampu menahan dari kerusakan akibat pertempuran dan serangan kawanan burung. Untuk antisipasi sambaran petir serta gelombang kejut elektromagnetik, helikopter tempur ini mengandalkan lapisan tembaga / perunggu pada badan pesawat. 

Eurocopter Tiger menyediakan kursi tandem (2 kursi depan belakang) untuk awak. Pilot duduk di kursi depan, sedangkan operator persenjataan duduk pada kursi belakang. Posisi kursi depan dan belakang diletakkan agak berlawanan sehingga pandangan ke depan operator persenjataan tidak terganggu oleh pilot.

Spesifikasi helikopter tempur Eurocopter Tiger EC-665

Karakteristik Umum :
  • Crew : 2; pilot dan operator persenjataan
  • Panjang : 14,08 m
  • Diameter rotor : 13,00 m
  • Tinggi : 3,83 m
  • Luas area lingkar rotor : 133 m²
  • Berat kosong : 3.060 kg
  • Berat maksimum lepas-landas : 6.000 kg
  • Mesin penggerak : 2 unit MTU Turbomeca Rolls-Royce MTR390, masing-masing berkekuatan 873 kW
  • Kapasitas bahan bakar internal : 1.080 kg
Kinerja :
  • Kecepatan maksimal : 315 km/jam (170 knot, 196)
  • Jarak jangkau maksimal : 1.300km
  • Batas ketinggian maksimal penerbangan : 4.000 m
  • Laju panjat : 10,7 m/detik
Persenjataan :
  • Cannon:
    • 1unit GIAT 30 kaliber 30 mm dengan 450 putaran
  • Titik keras dalam :
    • 1 unit autocannon kaliber 20 mm, atau
    • 22 unit roket SNEB kaliber 68 mm, atau
    • 4 unit rudal berpandu laser AGM-114 Hellfire
  • Titik keras luar :
    • 2 unit rudal Udara-ke-Udara Mistral, atau
    • 12 unit SNEB kaliber 68 mm
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/03/eurocopter-tiger-ec-665.html
More about Eurocopter Tiger EC-665

Drone Neuron



UCAV Drone Neuron
UCAV Drone Neuron

Pabrikan pesawat asal Perancis, Dassault Aviation menyatakan telah memperlihatkan pesawat tempur tak berawak rancangan asli Eropa, Neuron, kepada para mitra industrinya dari enam negara Eropa di Paris, Jumat (20/1/2012). Drone ini akan mulai menjalani uji terbang pada bulan Juni mendatang.

Kendaraan Udara Tempur Tak Berawak (UCAV) seberat lima ton, dengan desain sayap delta itu, dirancang untuk melengkapi negara-negara Eropa dengan armada drone yang setara dengan milik Amerika Serikat yang telah terbukti efektif di berbagai medan pertempuran.

Dassault memimpin program pembuatan Neuron ini, yang dilakukan bersama dengan produsen pesawat Saab dari Swedia, Alenia dari Italia, RUAG dari Swiss, Hellenic Aerospace Industry dari Yunani, dan raksasa industri dirgantara Eropa, EADS.

Menurut Dassault, uji terbang akan dilakukan mulai pertengahan tahun ini selama dua tahun. Baru setelah itu akan diputuskan apakah pesawat ini akan diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan militer regional. Sekilas, bentuk Neuron mengingatkan pada pesawat pengebom B-2 Spirit buatan AS.
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/01/drone-neuron-pesawat-tempur-tanpa-awak.html

More about Drone Neuron

CN-295



CN-295

Galeri wallpaper foto pesawat terbang CN-295 :

CN-295 atau yang punya nama lebih lengkap EADS CASA C-295 adalah pesawat terbang transport militer taktis dengan dua mesin turboprop yang dibuat oleh Airbus Military di Spanyol. Pesawat terbang yang bisa dioperasikan untuk berbagai misi ini merupakan pengembangan desain dari pesawat CASA CN-235 dengan penambahan lebih dari 50% kapabilitas payload dan mesin turboprop baru PW127G. C295 melakukan penerbangan perdana pada tahun 1998. Sedangkan pengguna pertamanya adalah Angkatan Udara Spanyol. Pesawat C295 diproduksi di fasilitas milik Airbus Military yang berlokasi di Bandara San Pablo Airport, Seville, Spanyol. Sebutan CN-295 adalah untuk versi produk yang dibuat bersama PT Dirgantara Indonesia. 

Pesawat ini dapat mengangkut hingga 71 pasukan, 49 penerjung payung dengan peralatan lengkap ditambah dengan satu orang penerjun utama. Untuk konfigurasi evakuasi medis (MEDEVAC), C295 dapat membawa hingga 24 tandu dengan 6 kursi tambahan untuk petugas medis. Airbus mengklaim, C295 memiliki kemampuan beragam. C295 juga memiliki APTS (Autonomous Pallet Transfer System – sistem transfer palet kargo otomatis) yang dapat diletakkan di bagian belakang pesawat. APTS ini memudahkan proses memasukkan/mengeluarkan palet kargo di daerah terpencil, tanpa membutuhkan peralatan dukungan darat.

CN-295 generasi baru ini merupakan pesawat yang ideal untuk misi militer maupun sipil bagi masyarakat – seperti misi kemanusiaan, pengawasan maritim dan pengawasan lingkungan. Berkat kekuatan, keterandalan dan sistem modern yang sederhana, pesawat taktis berukuran medium ini mempunyai kemampuan beragam dan fleksibilitas yang diperlukan untuk mengangkut personil, pasukan dan kargo dalam bentuk palet ataupun jumlah besar, evakuasi korban bencana, penugasan logistik dan komunikasi, serta kemampuan air-dropping tersertifikasi.

Kombinasi peralatan sipil/militer teknologi ganda memastikan sukses dalam menjalankan misi taktis, potensi pengembangan sistem peralatan di masa depan, serta kesesuaian dengan persyaratan lingkungan dirgantara sipil dewasa ini. Pesawat C295 merupakan bagian dari keluarga Airbus Military bagian pengangkut udara ringan dan medium, termasuk dengan pesawat yang lebih kecil seperti C212 dan CN235.

Airbus Military telah bekerjasama dengan industri penerbangan Indonesia sejak 1976 melalui kemitraan dengan PT Dirgantara Indonesia dan pendahulunya. PT DI terlibat aktif dalam produksi C212 dan CN235. Selama 35 tahun kerjasamanya, PT DI telah mengirimkan sebanyak 108 pesawat C212 dan 60 pesawat C235 untuk Airbus Military.

  • Crew: Two
  • Panjang: 24,50 m
  • Lebar Sayap: 25,81 m
  • Tinggi: 8,60 m
  • Luas Area Sayap: 59 m²
  • Berat Isi: 9.250 kg
  • Berat Maksimum Lepas Landas: 23.200 kg
  • Mesin Penggerak: 2 unit Pratt & Whitney Canada PW127G
Kinerja :
  • Kecepatan Maksimum: 576 km/jam
  • Kecepatan Jelajah: 480 km/jam
  • Jarak Jelajah: 4.300 km
  • Jarak Jelajah dengan angkutan penuh: 1.333 km
  • Jarak Jelajah Terjauh: 5.220 km
  • Ketinggian Terbang Maksimum: 7.620 m
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/02/c295-pesawat-terbang-multi-guna-dari.html
More about CN-295

S-97 Raider



Sikorsky S-97 Raider

Sikorsky S-97 Raider adalah rancangan helikopter tempur berkecepatan tinggi yang dikembangkan oleh Sikorsky Aircraft dan menurut rencana akan ditawarkan sebagai helikopter serang kepada Angkatan Darat AS dan kepada peminat lainnya. 

Sikorsky S-97 Raider secara resmi diluncurkan pertama kali pada 20 Oktober 2010. Diharapkan helikopter ini bisa memenuhi kebutuhan Angkatan Darat AS yang akan menggantikan armada helikopter Bell OH-58D Kiowa Warrior. S-97 Raider bisa dioperasikan pada operasi militer khusus. Selain versi militer, helikopter ini juga tersedia dalam versi sipil. 

Sikorsky S-97 Raider dikembangkan dari desain Sikorsky X2 dan akan menggunakan mesin turboshaft General Electric T700. Secara khusus, sebuah mesin turbin yang lebih kuat sedang dikembangkan untuk helikopter tempur ini agar memiliki kecepatan jelajah diatas 200 knot. 

S-97 menggunakan rotor koaksial serta baling-baling pendorong yang terletak di belakang. Kendaraan udara ini dirancang untuk dapat membawa hingga 6 penumpang, tidak termasuk awak helikopter. Menurut rencana, 2 prototip dibuat pada bulan Oktober 2012 ini. 


Karakteristik Umum:
  • Awak : 2
  • Kapasitas Penumpang : 6 parjurit bersenjata lengkap
  • Panjang : 11 m
  • Berat Kotor : 4.057 kg
  • Berat Maksimum Lepas-Landas : 4.990 kg
  • Diameter Rotor Utama : 10 m
Kinerja:
  • Kecepatan Jelajah : 407 km.jam (253 mph, 220 knot)
  • Kecepatan Maksimal : 444 km.jam (276 mph, 240 knot)
  • Jarak Jangkau : 570 km
  • Lama Operasional : 2 jam 40 menit
  • Batas Maksimum Ketinggian Penerbangan : 3.048 m
Persenjataan:
  • 1 unit meriam mesin kaliber .50 kapasitas 500 peluru
  • 7 poda roket
More about S-97 Raider

Hobart Class, Kapal Destroyer Generasi Baru Angkatan Laut Australia



Hobart Class Destroyer
Hobart Class Destroyer. Foto ini merupakan gambar reka komputer untuk tampilan kapal Air Warfare Destroyer (AWD) jika telah selesai dibangun. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Hobart Class, Kapal Destroyer Generasi Baru Angkatan Laut Australia.
HMAS Hobart adalah kapal perang jenis destroyer (perusak) generasi baru milik Angkatan Laut Australia yang sedang dalam proses pembuatan. Kapal ini bersama dua kapal sejenis yang akan menyusul dibangun, dikategorikan sebagai kapal AWD atau Air Warfare Destroyer. Selanjutnya generasi kapal perang baru ini masuk dalam kelas Hobart (Hobart Class Destroyer). 

Hobart Class Destroyer dipersiapkan untuk menggantikan armada kapal perang fregat dari kelas Adelaide dan Perth. Meskipun sebutan AWD Air Warfare Destroyer menggambarkan misi utamanya sebagai kapal perang untuk mengantisipasi serangan pesawat tempur dan rudal, kapal destroyer baru ini juga memiliki kemampuan operasi anti kapal permukaan dan kapal selam serta memberikan bantuan tembakan untuk pasukan yang sedang beroperasi di kawasan pesisir. 

Proyek AWD dimulai pada akhir tahun 2005 saat dibentuk AWD Alliance yang beranggotakanDefence Material Organisation, ASC (Australian Submarine Corporation), dan Raytheon. Sebagian besar proyek pembuatan kapal AWD ini dikerjakan oleh ASC yang bermarkas di Osborne, Adelaide, Australia Selatan. Namun desain kapal perang ini dikerjakan oleh Navantia dari Spanyol yang menggunakan kapal fregat kelas Álvaro de Bazan sebagai desain dasarnya. Rencana semula akan dibuat empat unit kapal AWD, namun akhirnya hanya tiga kapal yang akan dibuat. 

Upacara peletakkan lunas pertama sebagai tanda diawalinya proyek pembuatan 3 kapal AWD ini telah dilakukan pada 6 September 2012 (baca: Australia Memulai Proyek Pembuatan Kapal Destroyer Senilai US$ 8 Miliar). HMAS Hobart (AWD 01) adalah kapal AWD yang pertama dibuat dan diestimasikan rampung pada Maret 2016. Kemudian menyusul HMAS Brisbane (AWD 02) yang direncanakan selesai pembuatannya pada September 2017, lalu HMAS Sydney (AWD 03) diharapkan selesai dibangun pada Maret 2019. 

Spesifikai Kapal Air Warfare Destroyer atau Hobart Class Destroyer :

Karakteristik Umum :
  • Panjang : 147,2 meter
  • Lebar : 18,6 meter
  • Draft : 5,17 meter
  • Bobot : 6.250 ton
  • Bobot : 6.250 ton
  • Propulsi : 2 unit turbin gas 7LM2500-SA-MLG38 dan 2 unit mesin diesel Caterpillar Bravo 16 V Bravo
  • Kecepatan Maksimum : 28 knot (52 km/jam, 32 mph)
  • Jarak Jangkau : 9.300 km (5.800 mil laut) pada kecepatan 18 knot (33 km/jam, 21 mph)
  • Kapasitas Akomodasi : 234 orang
Radar dan Sensor
  • Radar S-band Raytheon AN/SPY-1D(V)
  • Radar X-band Northrop Grumman AN/SPQ-9B
  • Sistem kontrol tembakan Raytheon Mark 99
  • 2 unit radar navigasi X-band L-3 Communications SAM Electronics
  • Ultra Electronics Maritime Systems' Modular Multistatic Variable Depth Sonar System
  • Ultra Electronics Series 2500 electro-optical director
  • Sagem VAMPIR IR
  • Rafael Toplite
Perangkat Perang Elektronika dan Decoy
  • ITT EDO Reconnaissance and Surveillance Systems ES-3701 ESM radar
  • SwRI MBS-567A communications ESM system
  • Ultra Electronics Avalon Systems multipurpose digital receiver
  • Jenkins Engineering Defence Systems low-band receiver
  • 4 unit Nulka decoy launchers
  • 4 unit 6-tube multipurpose decoy launchers
Persenjataan :
  • Sistem peluncur vertikal : 48-cell Mark 41 untuk rudal RIM-66 Standard dan rudal RIM-162 Evolved Sea Sparrow
  • 2 unit peluncur rudal Harpoon (masing-masing berisi 4 rudal)
  • 1 unit meriam Mark 45 Mod 4 kaliber 127 mm
  • 2 unit peluncur torpedo Mark 32 Mod 9 untuk torpedo jenis Eurotorp MU90
  • 1 unit Phalanx CIWS
  • 2 unit meriam otomatis M242 Bushmaster
Fasilitas Landasan Udara :
  • 1 unit helikopter S-70B-2 Seahawk
http://prokimal-online.blogspot.com/2012/09/hobart-class-kapal-destroyer-generasi-baru-angkatan-laut-australia.html
More about Hobart Class, Kapal Destroyer Generasi Baru Angkatan Laut Australia

Piranha, kapal perang tanpa awak berbahan Nanomaterial



Piranha USV
Kita sudah sering mendengar atau membaca tentang UAV (Unmanned Aerial Vehicle), sebutan yang digunakan untuk pesawat yang mampu beroperasi atau terbang tanpa awak / pilot. Tapi bagaimana dengan USV (Unmanned Surface Vehicle)? Ini sebutan untuk kendaraan permukaan (tanah dan laut) yang mampu berjalan atau bergerak tanpa pengemudi. 

Zyvex mungkin bisa jadi perusahaan pertama di dunia yang mengembangkan kapal tanpa awak (USV) dari bahan Nanomaterial. Perusahaan yang sebenarnya lebih banyak bergerak di bidang nano-teknologi ini telah mengembangkan kapal militer tanpa awak yang dinamakan Piranha. Pada November 2011 lalu, Zyvex mengumumkan bahwa kapal USV rancangan mereka sudah menjadi prototype yang lengkap. Byron Nutley, Vice President pada divisi Zyvex Marine, mengklaim bahwa Piranha adalah satu-satunya kapal di dunia yang terbuat dari bahan Nanomaterial. Tapi apakah Piranha memang sebuah kapal USV yang dilengkapi teknologi tercanggih, dan apa kapal ini memang dibutuhkan oleh pihak Angkatan Laut? 

Menurut info yang beredar, prototype Kapal USV Piranha masih jauh dari konsep awal. Kapal ini masih menggunakan Arovex, serat karbon ringan yang lebih menjanjikan peningkatan efisiensi dibanding bahan aluminium dan fiberglass. Hasil test prototype menunjukkan bahwa kapal dengan panjang 54 kaki ini hanya mengkonsumsi 45,4 liter bahan bakar per jam pada kecepatan jelajah 24 knot (44 km/jam). 75% lebih hemat dibandingkan kapal konvensional yang masih sekelas yang membutuhkan konsumsi bahan bakar 189 liter per jam. Artinya, Piranha mampu menempuh jarak 10 kali lebih jauh dibanding kapal biasa.

Dalam skala prototype yang lebih besar, bagi militer, kendaraan yang mampu menghemat bahan bakar dalam jumlah besar bisa menjadi keunggulan strategis yang signifikan. Terlebih untuk operasional militer jarak jauh. Dalam sebuah pernyataan, Zyvex menyampaikan : "Sejauh ini Angkatan Laut dan pemasok peralatan lebih memilih membangun USV dengan bahan dari karet, aluminium, dan fiberglass. Ini memang pilihan yang bagus, tapi masih kurang. Jika USAF dan RAF dapat mengendalikan pesawat tempur yang terbang di Afganistan dari sebuah ruangan di Nevada, lalu mengapa US Navy dan Coast Guard tidak dapat menyelesaikan misi-misi kapal patrolinya yang sepenuhnya dioperasikan dari jarak jauh?" 

Zyvex Marine juga menyampaikan bahwa mereka tidak hanya menawarkan Piranha kepada pihak Angkatan Laut. Perusahaan ini sudah mengumumkan 2 platform baru yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari kapal USV Piranha, yaitu LRV-11 dan LRV-17, yang keduanya akan ditawarkan dalam konfigurasi berawak dan tanpa awak. Tapi masih belum ada penjelasan tentang bentuk dan spesifikasi kedua model kapal itu. 

Pihak Zyvex menegaskan bahwa kapal ultra-modern akan menjadi era baru supremasi Angkatan Laut dimana penggunaan kapal konvensional yang biasanya dalam jumlah besar dinilai terlalu mahal dan juga sudah tidak diinginkan lagi. Kapal ultra-modern dengan kemampuan gerak yang lebih cepat dan gesit lebih dibutuhkan untuk mengantisipasi ancaman yang biasanya datang dari para pembajak, pelarian dan teroris bersenjata. Mungkin karena alasan ini Zyvex hendak menunjukkan bahwa kapal USV produksinya akan sangat berperan dalam pengawalan pelayaran dan patrol jarak jauh. Kapal USV juga dapat digunakan untuk sebuah pengintaian sebelum meluncurkan rudal Helfire atau torpedo Mark 54. 

Zyvex menyampaikan memang banyak misi kendaraan tempur yang masih membutuhkan campur tangan manusia karena banyak orang yang masih menginginkan kondisi seperti itu. Tapi konsep kapal USV Piranha lebih memiliki kecepatan dan kegesitan yang bisa menukar terbuangnya banyak waktu yang dibutuhkan oleh kapal konvensional untuk bisa secepatnya menuju tempat yang dibutuhkan. 

http://prokimal-online.blogspot.com/2012/04/piranha-kapal-perang-tanpa-awak.html
More about Piranha, kapal perang tanpa awak berbahan Nanomaterial