Yakolev Yak-38 Forger

Yakolev Yak-38 Forger

Jenis pesawat tempur Yak-38 Forger merupakan pesawwat generasi pertama yang dioerasikan dikapal induk. Kelebihan Yak-38 adalah kemampuannya mendarat secara vertical (VTOL) sehingga sangat cocok berpangkalan dikapal induk. Tak hanya Rusia yang mengoperasikannya, Argentina yang pernah terlibat perang dengan Inggris juga mengoperasikan sejumlah Yak-38 dikapal induk Agostino Neto. Sebagai pengaman, Yak 38 sudah dilengkapi kursi pelontar. Selama dioperasikan, kasus ejection berlangsung sampai 31 kali dan semua pilotnya selamat.

Persenjataan yang dimiliki Yak-38 untuk masa itu (1973-1987) termasuk sederhana seperti senapan mesin yang merupakan pinjaman dari Mig-21, ASP-PDF 21, rudal udara ke udara tipe ringan R-60 (AA-8 Aphid), rudal berbasis radio control Kh-23 (AS-7 Kerry), sejumlah roket dan bom seberat 500 kg.

Role VTOL
fighter National origin Soviet Union
Manufacturer Yakovlev F
irst flight 1971 Introduced 1976
Status Retired Primary user Soviet Navy
Number built 231
Unit cost US$18.5 million in 1996
Developed from Yakovlev Yak-36
General characteristics
• Crew: One
• Length: 16.37 m (50 ft 1 in)
• Wingspan: 7.32 m (24 ft 0 in)
• Height: 4.25 m (14 ft 5 in)
• Wing area: 18.5 m² (199 ft²)
• Empty weight: 7,385 kg (16,281 lb)
• Loaded weight: kg (lb)
• Max takeoff weight: 11,300 kg (28,700 lb)
• Powerplant: 1 x Tumansky R-28 V-300 turbojet, 66.7 kN (15,000 lbf)
• Powerplant: 2× Rybinsk RD-38 turbojets, 31.9 kN (7,870 lbf>) each
Performance
• Maximum speed: 1 280 km/h (795 mph)
• Range: 1,300 km[3] (807 miles)
• Service ceiling: 11,000 m (36,089 ft)
• Rate of climb: 4,500 m/min (14,760 ft/min)
• Wing loading: kg/m² (lb/ft²)
• Thrust/weight: 1+
Armament
[4]
• Guns: GSh-23L 23mm gun pod (GP-9). This gun could be carried in one or two PUK-23-250 pods fixed under the external pylons of wings.
• Bombs: two FAB-500 or four FAB-250 under pylons, two incendiary ZB-500, or two nuclear tactical RN-28.
• Rockets: various types of rockets (up to 240 mm).
• Missiles: two anti-ship or air-to-surface Kh-23. Each missile weighed 285 kg, was radiocontrolled and had 10 kilometres of range. The Kh-23 requires a guidance pod on one of the pylons. R-60 or R-60M air-to-air missiles could be carried under the external pylons.
• Other: external tanks.
More about Yakolev Yak-38 Forger

ICBM Topol

ICBM Topol

RT-2PM Topol (NATO: Sickle, DIA: SS-25) adalah peluru kendali balistik antar benua milik Russia, yang jangkauan mencapai 10,500 km.
RS-12M Topol (SS-25 Sickle) merupakan ICBM berhulu ledak tunggal diperkirakan ukuran dan bentuknya sama dengan ICBM Minuteman milik Amerika Serikat. Misil Topol pertama kali masuk jajaran SMF tahun 1985.

Misil mampu menjangkau target maksimal 10.000 km dan dapat membawa 550 kiloton hulu ledak nuklir.
Meskipun SS-25 Sickle diperpanjang masa pakainya hingga 21 tahun setelah sukses dalam serangkaian uji peluncuran tahun lalu, misil akan diistirahatkan pada dekade kedepan serta digantikan dengan misil Topol-M (SS-27 Stalin) versi gerak.

Menurut suatu sumber, SMF mempunyai total 541 ICBM, termasuk 306 misil Topol dan 59 misil Topol-M.
Tipe Rudal balistik antarbenua 

Negara asal Uni Soviet
Masa penggunaan 1988-sekarang
Digunakan oleh Russian Strategic Rocket Forces
Perancang Moscow Institute of Thermal Technology
Produsen Votkinsk Machine Building Plant
Berat 45,100 kg (99.000 lb) 

Panjang 21.5 m (71 kaki)
Diameter 1.8 m (5,9 kaki)
Hulu ledak Hulu ledak tunggal, 550 kt
Jenis Mesin Roket berbahan bakar padat, 3 tingkat
Daya jelajah 10,500 km (6.500 mi)
Kecepatan 33 Mach (25-30 Km per detik)
Sistem penuntun Inersial, otonom
Akurasi 200 m
Alat peluncur Kendaraan peluncur
More about ICBM Topol

M-9 standardize military knife

M-9 standardize military knife

M-9 knife memiliki satu perbedaan yang cukup kentara dengan M-7, yaitu M-9 memliki lubang di tengah sisi pisau nya. M-9 menjadi standar USMC (United States Marine Corps) sejak 1984. M-9 terutama lebih ditujukan untuk kepentingan bayonette daripada fighting knife, tetapi sekarang pada umumnya tentara reguler (bukan pasukan khusus) telah menggunakan M-9. Karena memiliki daya penetrasi yang kuat, dan anti-karat, maka bobot pisau ini lebih berat daripada M-7.

Berikut spesifikasi M-9 knife...
//M-9 Knife
Panjang pisau : 7 inch.
Panjang keseluruhan : 12 inch.
Pengasah pisau : pengasah pisau wire-laser.
More about M-9 standardize military knife

Messerschmitt Bf 109E-7

Messerschmitt Bf 109E-7

Ini akan membutuhkan lebih dari sebuah “Solomon” untuk menilai pesawat mana yang merupakan pesawat tempur terbaik pada PD II. Tetapi sangatlah tidak mungkin untuk mendapatkan penilaian adil karena banyaknya variabel penilaian. Akan tetapi aman jika kita mengatakan bahwa Bf 109 (yang didesain oleh Willy Messerschmitt) bukan satu-satunya pesawat hebat dalam perang, tetapi hampir pasti bahwa pesawat ini adalah pesawat Jerman yang paling terkenal yang pernah dibuat. Jika jumlah produksi menjadi kriteria, pesawat ini akan berada diurutan pertama atau kedua. Total produksi pesawat ini sekitar 35.000, yang tidak jauh beda dengan total produksi pesawat Rusia Ilyushin IL-2 Shturmovik.

Desain Bf 109 dimulai oleh Bayerische Flugzeugwerke pada akhir 1933, setelah adanya pernyataan dari Reichsluftfahrtministerium (RLM) yang membutuhkan pesawa tempur monoplane untuk menggantikan Arado Ar 68 dan Heinkel He 51. Kebutuhan ini sebenarnya tidaklah terlalu penting, tetapi RLM percaya bahwa dengan adanya evaluasi kompetitif dan dengan waktu yang ada maka dapat dilakukan pengembangan secara terus menerus, sehingga pada saat dibutuhkan nanti akan ada pesawat hebat yang telah siap untuk dioperasikan. Beberapa perusahaan mengajukan proposal, tetapi hanya dua Bayerische Flugzeugwerke dan Heinkel yang dipilih untuk melakukan pengembangan dan evaluasi, dengan masing-masing membuat 10 contoh. He 112 milik Heinkel-lah yang pertama kali terbang (pada musim panas 1935) tetapi Bf 109-lah (yang pertama kali terbang pada pertengahan September 1935) yang dibuat dalam jumlah yang sangat besar. Anehnya kedua pesawat purwarupa ini bermesin sama yaitu mesin in-line Rolls-Royce Kestrel, sama seperti mesin in-line Junker Jumo 210.

Versi produksi pertama pesawat ini yang beroperasi dengan Luftwaffe adalah Bf 109B-1 bermesin 473.2kW Jumo 210D, diikuti dengan 109B-2 dengan mesin 477kW Jumo 210E dan kemudian 499kW Jumo 210G. Pesawat tempur berkursi tungal dengan bahan konstruksi besi Bf-109 adalah monoplane bersayap terpasang rendah pada bodi pesawat. Roda pendaratan utama dapat ditarik masuk, tetapi sebagian besar versinya mempunyai roda belakang yang tidak dapat ditarik masuk. Unit ekor pesawat ini konvensional, tetapi ekor pesawatnya telah dimodifikasi menjadi ekor stuktur kantilever dan dikenalkan sebagai versi baru Bf 109F.

Varian Bf 109B-2 dan Bf 109C diterbangkan oleh Legion Condor pada perang Sipil Spanyol. Mesin Daimler-Benz DB 600 dikenalkan pada versi Bf 109D: lebih dari 200 pesawat model ini beroperasi dengan Luftwaffe pada saat pecahnya perang. Pesawat itu diikuti dengan beroperasinya versi baru Bf 109E bermesin 820kW DB 601A. Sebagai tambahan produksi untuk Luftwaffe, sekitar 300 contoh tipe ini telah diekspor. Bf 109E adalah versi prinsipal yang digunakan pada Battle of Britain dan diikuti oleh versi Bf 109F bermesin 894.2kW DB 601N atau 969kW DB 601E. Dengan pertimbangan untuk mendapatkan puncak pengembangan dari pesawat hebat ini, Bf 109F diperkenalkan dengan garis aerodinamis yang bersih, dan ekor pesawat yang “unbraced” dan dengan roda belakang yang dapat ditarik masuk.

Versi pesawat yang paling banyak dibuat adalah Bf 109G yang ternyata lebih inferior dari pesawat versi sebelumnya, walaupun diperkenalkan dengan mesin yang lebih bertenaga Daimler-Benz. Meskipun di bawah efek dari pengeboman strategis Sekutu, Bf-G tetap diproduksi dalam jumlah besar. Versi terakhir yang digunakan dalam jumlah terbatas dengan peningkatan bentang sayap dalah Bf 109H dan versi baru dari Bf 109G bernama Bf 109K. Produksi Bf 109 terus berlanjut di Cekoslovakia dan Spanyol setelah perang berhenti. Ceko membuat versi S-99 yang digunakan untuk trainer pada 1957.

Spesifikasi: Model Messerschmitt Bf 109E-7

Length: 28.67 ft | 8.74 m
Width: 32.35 ft | 9.86 m
Height: 11.15 ft | 3.40 m
Engine(s): 1 x Daimler-Benz 1,200 hp DB 605A liquid-cooled inverted V12-cylinder piston engine.
Empty Weight: 4,440 lbs | 2,014 kg
MTOW: 6,100 lbs | 2,767 kg
Max Speed: 359 mph | 578 km/h | 312 kts
Max Range: 680 miles | 1,094 km
Ceiling: 36,499 ft | 11,125 m | 6.9 miles
Climb Rate: 3,300 ft/min (1,006 m)
Hardpoints: 1
Armament: 1 x 20mm cannon in propeller hub; 4 x 7.9mm machine guns (2 in engine cowling; 2 in wings); Provision for one bomb under fuselage.
Crew: 1
Operators: Nazi Germany, Czechoslovakia, Israel and Spain
More about Messerschmitt Bf 109E-7

Sukhoi Su-7 Fitter-A

Sukhoi Su-7 Fitter-A

Pavel Osipovich Sukhoi sudah memulai kariernya sebagai perancang pesawat pada tahun 1930-an. Ia banyak bekerja sama dengan Andrei Tupolev. Sukhoi kemudian mendirikan biro desain sendiri dan berhasil merancang sejumlah pesawat tempur yang cukup menjajikan, termasuk pesawat serang darat Su-6 yang kemudian memperoleh Stalin Prize pada tahun 1943. Namun Stalin kemudian justru menutup biro desain Sukhoi pada tahun 1949 dan biro desain tersebut baru dibuka kembali setelah kematian Stalin pada tahun 1953.

Tidak lama setelah pembukaan kembali biro desain tersebut, Sukhoi diberi tugas untuk membuat sebuah pesawat tempur baru bagi Angkatan Udara Soviet di mana pesawat tempur baru tersebut akan menggunakan mesin jet Lyulka AL-7 dan menggunakan data-data hasil penelitian terhadap sebuah F-86 Sabre AS yang berhasil direbut oleh Uni Soviet dalam Perang Korea. Pesawat buatan Sukhoi tersebut kemudian diberi nama Su-7 dan berhasil melakukan first flight pada tanggal 7 September 1955. Su-7 sendiri kemudian dibuat sebanyak 1.847 unit dalam berbagai varian dari tahun 1957 sampai dengan tahun 1972. Selain Uni Soviet, Su-7 juga digunakan oleh Afghanistan, Aljazair, Cekoslovakia, Mesir, India, Irak, Polandia, Yaman Selatan, Suriah, Vietnam, dan Korea Utara.

Pada awalnya Su-7 dirancang sebagai sebagai interceptor fighter, namun pada tahun 1956 militer Uni Soviet mengalihkan program Su-7 menjadi fighter-bomber. Sebagai akibatnya maka varian interceptor Su-7A hanya diproduksi sebanyak 132 unit dan dioperasikan sampai dengan tahun 1965. Sementara mulai varian Su-7B pesawat tempur ini diproduksi sebagai fighter-bomber dan ground attack aircraft. Sebagai pesawat serang darat Su-7 dipersenjatai dengan dua pucuk kanon kaliber 30mm dan dapat membawa persenjataan bom atau roket sampai seberat dua ton. Khusus untuk varian Su-7BM bahkan memiliki kemampuan untum membawa bom nuklir tipe 8U69 yang berdaya ledak 5 kiloton.

Sebagai ground attack aircraft, Su-7 termasuk pesawat tempur yang tangguh. Su-7 digunakan oleh Angkatan Udara Mesir dan Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967, War of Attrition tahun 1970, dan Perang Yom Kippur tahun 1973. Walaupun sejumlah pesawat Su-7 berhasil ditembak jatuh oleh Israel, namun tidak sedikit cerita pilot-pilot Su-7 Mesir dan Suriah yang berhasil kembali ke pangkalan mereka dengan badan pesawat penuh dengan lubang tembakan meriam anti serangan udara Israel.
Ketangguhan Su-7 juga dibuktikan ketika digunakan oleh Angkatan Udara India ketika menghadapi Angkatan Udara Pakistan dalam Perang India-Pakistan pada tahun 1971. Su-7 Angkatan Udara India melakukan lebih dari 1.500 misi tempur dalam perang tersebut dan berhasil menghancurkan kekuatan darat pasukan Pakistan. Walaupun harus kehilangan empat belas unit Su-7, namun sejumlah Su-7 India berhasil kembali ke pangkalannya biarpun dengan badan pesawat penuh dengan lubang peluru. Dua Su-7 India bahkan berhasil kembali ke pangkalannya dengan selamat walaupun telah terkena tembakan peluru kendali AIM-9 Sidewinder.

Uni Soviet sendiri baru mempensiunkan Su-7 pada tahun 1986 dan tidak lama kemudian disusul oleh negara-negara pengguna Su-7 lainnya. Saat ini hanya Korea Utara yang dilaporkan masih menggunakan Su-7 sebagai bagian dari kekuatan Angkatan Udara mereka.

Specifications (Su-7BKL)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 94.1 kN Lyulka AL-7F-1 afterburning turbojet engine
Length : 16.80m
Wingspan : 9.31m
Height : 4.99m
Weight empty : 8,937 kg
Maximum take-off weight : 15,210 kg
Maximum speed : 1,150 km/h
Range : 1,650 km
Service ceiling : 17,600m
Armament : 2 x 30mm NR-30 cannons; up to 2,000 kg of bombs and rockets
More about Sukhoi Su-7 Fitter-A

KRI Arung Samudera

KRI Arung Samudera

KRI Arung Samudera adalah kapal perang Indonesia berbentuk kapal layar yang mempunyai anak buah kapal sejumlah 16 orang. Kapal ini dipimpin oleh Mayor Darwanto. Kapal ini telah belayar mengelilingi dunia semenjak 14 April 1996. KRI Arung Samudera telah melawat Australia, Kepulauan Chagos, Seychelles, Yemen, Arab Saudi, Mesir, Italia, Spanyol, Perancis, Maroko, Kepulauan Karibia, Panama, Meksiko, Hawai (Amerika Serikat), Jepang, Hong Kong dan Singapura.

SPESIFIKASI
Pembuat: H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman
Mulai dibuat: 1952
Diluncurkan: 24 Januari 1953
Ditugaskan: 1953
Status: Masih bertugas
Pelabuhan daftar: Armada Timur TNI-AL
Berat benanam: 847 ton
Panjang: 58,5 m (191.93 kaki)
Lebar: 9,50 m (31.17 kaki)
Draft: 4,05 m (13.29 kaki)
Tenaga penggerak: 1 unit Diesel 986 HP, dengan satu propeler berdaun 4
Kecepatan: 10,5 knot dengan mesin
9 knot dengan layar
Awak kapal: 75 orang
More about KRI Arung Samudera

Chieftain Main Battle Tank

Chieftain Main Battle Tank

Belajar dari pengalaman menghadapi tank-tank Jerman dalam Perang Dunia II dan sebagai pengembangan dari tank Centurion, maka pada tahun 1956 Inggris merancang MBT baru yang diberi nama Chieftain. MBT ini sendiri kemudian digunakan oleh Inggris dari tahun 1966 sampai tahun 1995. Selain Inggris, Chieftain juga digunakan oleh Iran, Irak (hasil rampasan dari Iran dalam Perang Irak-Iran), Kuwait, Yordania, dan Oman.

Desain tank Chieftain sendiri mengikuti konsep tank Tiger milik Jerman dalam Perang Dunia II dengan menekankan pada lapisan baja yang tebal dan penggunaan meriam berkaliber besar. Lapisan baja pada tank Chieftain mencapai ketebalan 388mm di bagian depan dan 390mm di bagian turret. Tank ini dipersenjatai dengan meriam L11A5 kaliber 120mm. Namun sama seperti halnya tank Tiger, maka sebagai akibat dari penggunaan lapisan baja yang tebal tersebut juga berarti tank ini cenderung lamban dalam melakukan manuver.

Semasa dipergunakan oleh pasukan Inggris, Chieftain lebih banyak disiagakan di wilayah Eropa Barat untuk menghadapi perang dingin. Medan pertempuran yang melibatkan tank ini justru terjadi di Timur Tengah saat Chieftain digunakan oleh pasukan Iran dalam Perang Irak-Iran. Sejumlah tank Chieftain juga digunakan oleh Kuwait dalam Perang Teluk tahun 1991.

Specification (Chieftain Mk.3)
Crew : 4
Armament :
Main : 1 x 120mm gun
Co-axial : 1 x 7.62mm machine gun
Anti-aircraft : 1 x 7.62mm machine gun
Combat weight : 55,000 kg
Length : 10.79 m
Width : 3.66 m
Height : 2.89 m
Powerpack : 750 hp Leyland L.60 No.4 Mk.8A multi-fuel engine
Maximum road speed : 48 km/h
Range : 450 km
More about Chieftain Main Battle Tank

GRANAT ASAP

GRANAT ASAP

Granat asap merupakan granat berbentuk kaleng yang digunakan sebagai alat isyarat darat atau darat ke udara, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara. Granat asap biasanya terbentuk dari silinder logam dengan lubang di bagian atas dan bawah untuk mengeluarkan asap. Ada dua jenis utama granat ini: granat asap berwarna dan granat penyembunyi. Pada granat asap berwarna, pengisinya biasanya terdiri daripada 250 hingga 350 gram campuran asap pewarna (kebanyakannya potasium nitrat, laktose dan pewarna). Tersedia warna-warna merah, hijau, kuning, dan ungu. Granat asap penyembunyi biasanya berisi campuran HC (hexachloroethane/zinc) atau campuran TA (terephthalic acid).

enis granat asap lain, adalah jenis asap meledak. Granat ini berisi fosforus putih (WP). Granat WP meledak dan menyebarkan phosphorus putih ke segala arah, lalu phosphorus terbakar apabila ketika bertemu udara, dan terbakar dengan api kuning terang, sambil menghasilkan asap putih yang banyak (phosphorus pentoksida). Ia juga berfungsi sebagai granat pembakar.
More about GRANAT ASAP

FN FAL

FN FAL

Terinspirasi oleh StG.44, Pabrik senjata Belgia, Fabrique Nationale (FN) mengembangkan FAL yang pelurunya sama dengan StG.44. Namun ketika NATO mengeluarkan kebutuhan peluru standar 7.62 mm, FN merombak desainnya dan membuat senapan yang bisa diisi banyak peluru dan kuat.

FN FAL dengan segera menjadi senjata klasik selama perang dingin, digunakan oleh 50 negara biarpun FAL susah ditembakkan bila menggunakan mode full auto. Senapan ini memberikan pelayanan bagus pada tentara Australia pada perang Vietnam, pada tentara Israel selama perang 6 hari and dan digunakan oleh Inggris dan Argentina pada perang Falklands.

Type: Semi or Fully Automatic Rifle
Country of Origin: Belgium Caliber: 7.62 x 51 mm (.30 inch) Cartridge Capacity: 20 rounds
Muzzle Velocity: Approximately 2,700 feet per second
Rate of Fire: 650-700 rounds per minute
More about FN FAL

Char Somua S-35 Medium Tank

Char Somua S-35 Medium Tank

Somua S-35 adalah salah satu tank terbaik Perancis pada masa sebelum Perang Dunia II. Dirancang pada tahun 1934, tank ini diproduksi sebanyak 430 unit pada tahun 1935-1940.

Tank dengan berat 20 ton ini diawaki tiga orang. Menggunakan mesin Somua V-8 berkekuataan 190 tenaga kuda. Memiliki kecepatan maksimum 37km/jam dengan jarak tempuh 257km. Dipersenjatai dengan sepucuk meriam SA 35 kaliber 47mm (118 butir amunisi) dan sepucuk senapan mesin mle 1931 kaliber 7,5mm (1.250 butir amunisi).

Dalam Battle of France, Somua S-35 adalah salah satu dari sedikit tank Perancis yang mampu mengimbangi pasukan lapis baja Jerman. Dengan lapisan baja yang cukup dan meriam 47mm, tank ini bisa memberikan perlawanan terhadap pasukan Jerman. Hanya saja pasukan lapis baja Perancis kalah taktik sehingga akhirnya harus menyerah kepada pasukan Jerman.

Setelah Perancis kalah, Jerman berhasil merebut banyak Somua S-35 dan kemudian menggunakannya dengan nama Panzerkampfwagen 35-S 739 (f). Selain menggunakan tank ini untuk tugas-tugas patroli keamanan di Perancis dan tugas-tugas pengintaian di front Rusia, Jerman juga memberikan beberapa unit tank ini kepada Italia.

Setelah pendaratan Normandia, sejumlah Somua S-35 berhasil direbut partisan Perancis dan kemudian terlibat pertempuran dengan pasukan Jerman. Tank ini kemudian digunakan kembali oleh pasukan Perancis untuk tugas-tugas patroli hingga tahun 1945.
More about Char Somua S-35 Medium Tank

F-18 HORNET

F-18 HORNET

F-18 Hornet adalahpesawat tempur segala cuaca dan serangan. Kursi tunggal F/A-18 Hornet adalah pesawat pertama tempur. yang dirancang untuk aplikasi sederhana seperti larangan dan dukungan udara tanpa mengorbankan kemampuan para pilot. Dengan sangat baik pesawat tempur dan kemampuan pertahanan diri, yang F/A-18 pada saat yang sama meningkatkan misi penyerangan survivability dan suplemen F-14 Tomcat di armada pertahanan udara. F/A-18 Hornets saat ini beroperasi dalam 37 skuadron taktis dari stasiun udara di seluruh dunia, dan dari 10 kapal induk. US Navy Blue Angels Flight Demonstration Squadron bangga akan p\eralatan mereka. Para a tujuh pengguna asing termasuk Kanada, Australia, Finlandia, Kuwait, Malaysia, Spanyol dan Swiss.

ia F/A-18 E / F program akuisisi kesuksesan yang tak tertandingi. Pesawat muncul dari Rekayasa dan Pengembangan Manufaktur pertemuan semua persyaratan performa biaya, jadwal dan £ 400 Semua ini dibuktikan dalam Verifikasi Operasional pengujian, ujian akhir, lulus dengan jenis terbang setinggi mungkindab menerima persetujuan.

Operasional pertama Super Hornet, F/A-18 E, adalah dengan VFA-115 onboard USS Abraham Lincoln (CVN 72) pada 24 Juli 2002, dan melihat pertempuran awal pada 6 November 2002, ketika mereka berpartisipasi dalam sebuah serangan pada target zona di Irak.

Setelah kalah dari F-16 bikinan General Dinamics maka pihak Northop memasukkan Cobra ini di dalam program pesawat tempur US. Navy. Program untuk menggantikan posisi pesawat tempur Phantom II dan Vought A-7 Corsair II. Sekitar 371 F/A-18A/B digunakan oleh U.S. Navy dan USMC(Marinir AS).Pesawat tempur F/A-18 Hornet ini mempunyai empat model,diantaranya model A dan C hanya memiliki tempat duduk tunggal sedangkan model B dan D memiliki tempat duduk ganda. Untuk model B fungsi utamanya hanya dipergunakan sebagai pseawat untuk melatih para penerbang saja. Pesawat ini sebenarnya tidak terlalu istimewa karena kecepatan maksimalnya hanya mencapai1,85 Mach, tetapi pesawat ini bisa menyerang musuh dalam pertempuran udara. Demikian pula, Hornet sangat ampuh untuk melakukan serangan dari udara ke darat. Hornet memiliki jarak radius sejauh 926 Km. Dengan muatan 6 bom, dua peluru kendali AIM-9 Sidewinder, dua peluru kendali AIM-7 Sparrow dua tank eksternal berisi bahan bakar 1.192 liter. Batas tertinggi peluncuran hanya 15.240 meter. Selain Amerika sendiri F/A-18A/B juga telah digunakan oleh negara lainnya seperti Australia,Kanada,Finlandia,Spanyol,Kuwait dan Malaysia.

Super Hornet, telah terbang tempur sorties dari Abraham Lincoln , menunjukkan keandalan dan peningkatan jangkauan dan kemampuan payload. VFA 115 kapal Lincoln memulai dikeluarkan dua kali jumlah bom skuadron lainnya di airwing mereka (dengan 100% ketepatan) dan bertemu dan melebihi semua persyaratan kesiapan sementara pada deployment. Super penerbangan biaya per jam adalah 40% dari F-14 Tomcat dan memerlukan 75% lebih sedikit tenaga kerja jam per jam penerbangan

Pesawat ini juga pernah turut serta dalam opreasi badai padang pasir dengan sukses menembak jatuh pesawat tempur musuh. Versi lainnya dari pesawat ini adalah F/A-18E/F Super hornet bikinan dari McDonnell Douglas yang merupakan pesawat tempur generasi selanjutnya. Dua versi dari Super Hornet yang digunakan U.S. yaitu model E dengan tempat duduk tunggal dan model F dengan tempat duduk ganda,dimana masing-masing mempuyai misi yang beragam.Super Hornet pertama kali terbang bulan Desember 1995 dan diproduksi untuk U.S. Navy pada bulan Desember 1998 lebih awal sebulan dari yang dijadwalkan dan memulai beroperasi pada bulan Nopember 1999. Dan pihak U.S. Navy sendiri merencanakan membeli minim 548 Super Hornet sampai tahun 2010.

SPESIFIKASI F/A-18A/B/C/D Hornet
Pabrik pembuat McDonnell Douglas dan Northrop
Harga $ 24 juta
Panjang 56 kaki (17.07 meter)
Tinggi 15 kaki 4 inci (4.66 meter)
Bentang Sayap 37 kaki 6 inci (11.43 meter)
Berat maksimum take off 23.537 kg
Berat Kosong 10,810 kg
Berat Penuh (loaded) 19,960 kg
Kecepatan Maksimum Mach 1.7+
Mesin 2 General Electric F404-GE-400 turbofan (7.258 kg) dan F404-GE-402 Enhanced Performance Engines (8.145 kg)
Radar APG-65 atau APG-73
Persenjataan Sebuah kanon M61A1/A Vulcan 20mm,Rudal diantaranya : AIM 9 Sidewinder, AIM 7 Sparrow,AIM-120 AMRAAM,Harpon,Harm,Shrike,SLAM,SLAM-ER,Walleye,Maverick ,Senjata jenis JSOW(Joint stand-Off),JDAM(Joint Direct Attack Munition) dan macam jenis bom lainnya.
More about F-18 HORNET

F4U Corsair

F4U Corsair

F4U Corsair menjadi andalan US Navy untuk sanggup menghajar Zero yang hingga akhir PD II terus merajai udara. Sebagai pesawat tempur yang sanggup melesat cepat dari dek kapal induk Corsair tak hanya mampu bertempur di siang hari tapi juga dimalam hari. Dengan dipersanjati sejumlah bom dan roket Corsair yang berpangkalan di kapal-kapal induk AS dan Inggris menjadi andalan kedua AL selama tahun 1943-1944. Karena keunggulannya , Corsair terus diproduksi hingga tahun 1953 dan dioperasikan oleh Yogoslavia dan Spanyol.

Role Carrier-capable fighter aircraft
National origin United States
Manufacturer Chance Vought
First flight 29 May 1940
Introduction 28 December 1942
Primary users United States Navy
United States Marine Corps
Royal Navy
Royal New Zealand Air Force
Produced 1940-1952
Number built 12,571
Developed into F2G "Super" Corsair
General characteristics
• Crew: 1 pilot
• Length: 33 ft 4 in (10.1 m)
• Wingspan: 41 ft 0 in (12.5 m)
• Height: 16 ft 1 in (4.90 m)
• Wing area: 314 ft2 (29.17 m2)
• Empty weight: 8,982 lb (4,073 kg)
• Loaded weight: 14,000 lb (6,300 kg)
• Powerplant: 1× Pratt & Whitney R-2800-8W radial engine, 2,250 hp (1,678 kW)
Performance
• Maximum speed: 425 mph (369 kn, 684 km/h)
• Range: 1,015 mi (882 nmi (1,633 km))
• Service ceiling: 36,900 ft (11,200 m)
• Rate of climb: 3,180 ft/min (16.2 m/s)

Armament
• Guns: 4 × 0.50 in (12.7 mm) M2 Browning machine guns, 400 rpg and 2 × 0.50 in Browning M2 machine guns, 375 rpg
• Rockets: 4 × 5 in (12.7 cm) High Velocity Aircraft Rockets and/or
• Bombs: 2,000 pounds (910 kg)
General characteristics
• Crew: 1 pilot
• Length: 33 ft 8 in (10.2 m)
• Wingspan: 41 ft 0 in (12.5 m)
• Height: 14 ft 9 in (4.50 m)
• Empty weight: 9,205 lb (4,174 kg)
• Loaded weight: 14,669 lb (6,653 kg)
• Powerplant: 1× Pratt & Whitney R-2800-18W radial engine, 2,450 hp (1,827 kW)
Performance
• Maximum speed: 446 mph (388 kn, 718 km/h)
• Range: 1,005 mi (873 nmi (1,617 km))
• Service ceiling: 41,500 ft (12,649 m)
• Rate of climb: 3,870 ft/min (19.7 m/s)
Armament
• Guns:
o 6 × 0.50 in (12.7 mm) M2 Browning machine guns, 400 rpg or
o 4 × 20 millimetre (0.79 in) AN/M2 cannons
• Rockets: 8 × 5 in (12.7 cm) high velocity aircraft rockets and/or
• Bombs: 4,000 pounds (1,800 kg)
More about F4U Corsair

Dassault M.D. 450 Ouragan

Dassault M.D. 450 Ouragan

Dassault M.D.450 Ouragan adalah pesawat jet tempur pertama buatan Perancis dan merupakan salah satu tonggak utama bangkitnya industri pesawat terbang Perancis setelah berakhirnya Perang Dunia II. Mulai dikembangkan oleh Marcel Dassault pada tahun 1947, prototype Ouragan berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 Februari 1949 dan mulai dioperasikan oleh Angkatan Udara Perancis pada tahun 1952. Selain Perancis, negara lainnya yang tercatat sebagai pengguna Ouragan adalah Israel, India, dan El Savador.

Angkatan Udara Perancis menggunakan Ouragan pada tahun 1952 sebagai pengganti pesawat jet de Havilland Vampire buatan Inggris. Selama digunakan oleh Perancis, pesawat ini tidak sempat digunakan dalam pertempuran. Walaupun demikian, AU Perancis sempat menggunakan Ouragan sebagai pesawat team aerobatik Patrouille de France. Ouragan dioperasikan oleh AU Perancis sampai dengan tahun 1961 dan kemudian digantikan oleh Dassault Mystere IV.

Selama digunakan oleh AU Perancis, pesawat ini memang tidak sempat digunakan dalam pertempuran. Namun Ouragan kemudian menjadi pesawat jet tempur yang battle proven ketika digunakan oleh negara-negara pengguna pesawat ini di luar Perancis. Misalnya saja Angkatan Udara India yang mengoperasikan pesawat tempur ini dari tahun 1955 sampai dengan tahun 1965. AU India sempat menggunakan Ouragan dalam perang perbatasan dengan Cina di tahun 1962 dan perang dengan Pakistan di tahun 1965. Ouragan juga digunakan oleh Angkatan Udara Israel dalam Krisis Suez tahun 1956 dan Perang Enam Hari di tahun 1967

AU Israel mengoperasikan Ouragan dari tahun 1955 sampai dengan tahun 1975 dan selanjutnya pesawat-pesawat Ouragan bekas pakai AU Israel tersebut dijual kepada AU El Savador. Angkatan Udara El Savador adalah pengguna terakhir Ouragan dan menggunakan pesawat tempur ini dalam Perang Saudara El Savador dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1992. Setelah perang saudara tersebut berakhir, seluruh Ouragan milik AU El Savador dipensiunkan dan digantikan oleh Cessna A-37 Dragonfly.

Specifications (M.D. 450B Ouragan)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 22.2 kN Rolls Royce Nene 104B turbojet engine
Length : 10.73m
Wingspan : 13.16m
Height : 4.14m
Weight empty : 4,142 kg
Maximum take-off weight :7,900 kg
Maximum speed : 940 km/h
Range : 450 km combat radius
Service ceiling : 13,000m
Armament : 4 x 20mm Hispano Suiza HS.404 cannons; up to 2,270 kg (5,000 lb) of bombs or rocket
More about Dassault M.D. 450 Ouragan

Lockheed AH-56 Cheyenne

Lockheed AH-56 Cheyenne

Designation: Lockheed AH-56 Cheyenne
Classification Type: Attack Helicopter Prototype
Contractor: Lockheed - USA
Country of Origin: United States
Initial Year of Service: 1967
Number Built: 10

Helikopter serang AH-56A yang didesain dan diproduksi Lockheed merupakan upaya gagal untuk memenuhi persyaratan AAFSS (Advance Aerial Fire Support System) AD AS. Diberi nama "Cheyenne", helikopter ini menampilkan desain yang paling maju pada saat itu dan akan sangat dimaklumi kalau helikopter ini gagal karena kekurangsiapan penerapan teknologinya.

AH-56A telah dibuat dalam sepuluh purwarupa. Helikopter ini dibuat dengan satu mesin turbin General Electric yang mampu menghasilkan 3.435 hp yang memutar rotor utama utama dan dua elemen rotor ekor yang berada pada bagian ekor. Perakitan rotor belakang memiliki fitur yang sangat berbeda dengan tiga-blade “pusher”. Desain unik dari keseluruhan sistem memberikan identitas khusus pada helikopter ini.

Helikopter ini dikontrol oleh dua awak yang duduk secara tandem (berdampingan). Sistem roda pendaratannya dapat dimasukkan sepenuhnya dan helikopter ini memiliki pencari jarak-laser terintegrasi yang terhubung ke komputer kontrol penembakan. Salah satu dari elemen-elemen yang lebih unik adalah desain bergulir di sekitar stasiun penembak (gunner) “swiveling XM112” yang terhubung ke turret perut dan hidung.

Turret perut bersenjatakan sebuah meriam otomatis XM52 30mm dan sebuah peluncur granat XM51 40mm atau senapan gatling XM53 7.62mm dapat dipasang di turret-dagu. Tambahan persenjataan-terpasang di sayap termasuk sistem roket anti-tank TOW dan peluncur pod roket XM200 2,75inci.

Purwarupa AH-56 yang pertama terbang pertama kali pada 3 Mei 1967 dan dapat mencapai kecepatan lebih dari 240 mil per jam. Meningkatnya biaya pembuatan, keterlambatan dalam pengembangan dan adanya dua alternatif pesaing yang diproduksi oleh Bell dan Sikorsky memaksa seluruh program dibatalkan secara efektif pada 9 Agustus 1972. Hanya sepuluh purwarupa AH-56 Cheyenne yang dihasilkan yang sebenarnya akan diproduksi secara massal setelah beberapa pengujian penerbangan bermesin dan pengujian senjata.

Pada akhirnya, AD AS menyadari diperlukannya sebuah sistem helikopter yang tidak terlalu rumit dengan kelincahan seperti helikopter kecil. Sistem Kendali Penembakan dan navigasi haruslah mudah dan murah dalam perawatan, dan menyebabkan inisiatif untuk membuat helikopter baru “Advanced Attack Helicopter”(AAH).

Specifications: Lockheed AH-56A Cheyenne

Dimensions:
Length: 60.04ft (18.30m)
Width: 25.92ft (7.90m)
Height: 13.78ft (4.20m)

Performance:
Max Speed: 245mph (395kmh; 213kts)
Max Range: 629miles (1,013km)
Climb Rate: 3,420 ft/min (1,042 m/min)
Ceiling: 25,997ft (7,924m; 4.9miles)

Structure:
Accommodation: 2
Hardpoints: 4
Empty Weight: 11,718lbs (5,315kg)
MTOW: 16,995lbs (7,709kg)

Power:
Engine(s): 1 x General Electric T64-GE-16 turbine engine generating 3,435hp.

Weapons Suite:
1 x XM51 40mm grenade launcher OR 1 x XM53 7.62mm gatling minigun mounted in a chin-turret assembly.
1 x XM52 30mm automatic cannon mounted in a belly turret.

Fuselage mounted armaments were to include:
TOW anti-tank missiles
XM200 2.75 inch rocket launcher pods

Operators:
the United States of America
More about Lockheed AH-56 Cheyenne

La Fayette

La Fayette

Inilah frigat futuristik yang pernah berkunjung ke Indonesia. Frigat multimisi kelas La Fayette dibangun oleh Direction des Constructions Navales (DCN) yg bermarkas di Prancis. Hingga detik ini Arab Saudi, Singapura dan Taiwan tercatat sebagai pengguna. Desain siluman bisa dikenali dari struktur yang sangat "bersih" dibanding kapal perang pada umumnya. Superstruktur dibuat dari bahan komposit kayu (wood) dan fiberglass yang lebih keras dari baja, ringan, tahan api, dan menyerap radar (radar absorbant).

Spesifikasi:
Pembuat : Prancis
Tipe : Stealth frigate
Mesin : 4 diesel SEMT Pielstick 12PA6V280, 21000 HP (15400 kW)
Kontraktor utama : DCN
Panjang : 125 m
Kecepatan : 25 knot
Awak : sekitar 60 orang
More about La Fayette

Korvet Visby

Korvet Visby

Visby adalah kapal perang kelas korvet terbaru stealth yang akan dibangun untuk Angkatan Laut Swedia setelah Göteborg dan korvet kelas Stockholm. Kapal perang korvet stealth ini, dirancang oleh Bahan Pertahanan Swedia Administrasi (FMV) dan dibangun oleh Kockum AB (anak perusahaan ThyssenKrupp Sistem Kelautan Jerman), didasarkan pada pengalaman belajar dari kapal eksperimental HMS Smyge.

lambung kapal yang terdiri dari inti PVC dengan serat karbon dan vinyl laminate. Bahan ini berkekuatan kekuatan tinggi, berat badan ringan, ketahanan yang baik, radar rendah dan tanda tangan magnetis. desain sudut Its lanjut mengurangi deteksi oleh radar. Kapal itu juga meminimalkan potensi tanda tangan dan magnetik bawah air listrik, tanda tangan tekanan, serta sinyal yang dipancarkan secara aktif.

Tenaga penggerak
Visby dilengkapi dengan kombinasi diesel dan gas (CODAG) turbin. Empat Honeywell TF 50 turbin gas dan dua motor N90 MTU 16V 2000 diesel menyambung ke dua kotak roda gigi yang menjalankan dua Kamewa (anak perusahaan Rolls-Royce) propulsors waterjet. Kapal itu menggunakan kemudi dan bowthrusters untuk manuver pelabuhan. Mendorong motor kapal di 35kt jarak pendek, dan 15kt jarak jauh.

Perintah dan Kontrol
Perintah, kontrol dan sistem komunikasi, yang dikenal sebagai C3 CETRIS, terdiri dari Sistem Saab 9LV mk3E memerangi sistem manajemen, keputusan tiang dukungan bantuan dan sistem komunikasi yang terintegrasi. The 9LV mk3 didasarkan pada arsitektur sistem terbuka dan menggunakan sistem operasi Windows NT.

Sistem komunikasi, dikembangkan oleh perusahaan Denmark Maersk Data Pertahanan (sebelumnya Infokom) bersama-sama dengan Karlskrona, memiliki kapasitas tinggi komunikasi digital switch yang interkoneksi suara dan saluran komunikasi data. Sistem ini menyediakan komunikasi internal atau garis konferensi terbuka dan akses untuk komunikasi eksternal dengan berbagai link dan jaringan radio berbasis darat.

Senjata
Korvet Visby ini dilengkapi dengan delapan 15 MK2 anti-kapal rudal RBS Saab Bofors Dynamics. Mk3 rudal anti-kapal. Mereka juga membawa suite ASW 127mm roket peluncur granat bertenaga, biaya kedalaman dan torpedo. Ada tiga tabung torpedo 400mm tetap untuk Saab Underwater Sistem Tp 45 homing torpedo anti-kapal selam.

Visby's Bofors SAK 70 57mm memiliki sistem loading otomatis yang berisi 120 butir peluru . Hal ini dapat hingga 20 ronde menit untuk jangkauan maksimum 17.000 m, laras meriam juga dapat dilipat ke menara untuk mengurangi bagian silang.

Sensor dan Penanggulangan
The Visby menggunakan sistem Saab Bofors ROVs Underwater (kendaraan jarak jauh dioperasikan) dan Atlas Elektronik Seafox ROV, untuk berburu tambang dan pembuangan.

Saab Sistem microwave (sebelumnya Ericsson) Sea Giraffe AMB 3D C-band radar multi-peran memberikan udara dan permukaan surveilans dan pelacakan dan indikasi target untuk sistem senjata. Ini fitur teknologi 3D multi-beam tangkas dan dapat menangani berbagai ancaman hingga 20.000 m (65.000 kaki) di ketinggian hingga 70 °.

ECCM (electronic counter countermeasures) kemampuan termasuk sidelobes antena ultra-rendah. Antena memiliki tingkat perputaran 30rpm untuk surveilans dan 60rpm untuk pertahanan udara.Ada juga sebuah permukaan I-band pencarian dan I / J-band radar api kontrol.

CS-3701 radar sistem surveilans taktis (TRSS) dari EDO Reconnaissance & Surveillance Systems menyediakan tindakan dukungan elektronik (ESM) dan radar penerima peringatan (RWR) fungsi.

Spesifikasi Kunci
* Crew - 43
* Hull Desain - FRP Sandwich
* Panjang - 72m
* Panjang Antara Perpendiculars - 61.5m
* Lebar - 10.4m
* Draught - 2,4
* Displacement Ketika Penuh Dilengkapi - 600t
* Kecepatan - 35kt
More about Korvet Visby

PEGASUS

PEGASUS

Pegasus merupakan gambaran kolaborasi tiga negara untuk membangun hydrofoil tempur. Ketiga negara itu adalah AS, jerman barat, dan Italia. Sesuai rencana awal, soal senjata nantinya setiap negara punya spek sendiri-sendiri. Jerman barat bakal memakai Exocet MM38. Sementara AS dengan harpon dan Italia mengandalkan Otomat. Program ini tak berusia panjang.

Spesifikasi :
Dimensi : Panjang 40m; beam 8,6m;
Drought 1,9,1 m
Bobot tempur : 225 Ton
Kecepatan Maks : 48 Knots
Jumlah awak : 21 orang
More about PEGASUS

Enfield SA-80/ L85

Enfield SA-80/ L85

SA80 (Small Arms from the 1980's) adalah senjata kelas bulpup dengan peluru menggunakan 5,56 x 45mm NATO. Prototipe dari SA80 keluar pada tahun 1976 dan diproduksi secara massal pada tahun 1994. SA80 menjadi standar senjata angkatan bersenjata Inggris pada tahun 1987, sebagai pengganti L1A1 SLR (Self-Loading Rifle).

SA80 merupakan pabrikan Lee-Enfield, di bawah pengawasan Royal Small Arms Factory. SA80 menggunakan scope khusus yang bernama SUSAT (Sight Unit - Small Arms - Trilux). Negara lain yang menggunakan senjata ini adalah Jamaica.
Pada pertempuran di Irak, banyak yang mengganti SUSAT dengan Trijicon ACOG atau Aimpoint.

Data Teknis:
Peluru: 5.56x45 NATO
Action: Gas operated, rotating bolt
Panjang keseluruhan: 780 mm (709 mm pada Carbine variant)
Panjang laras: 518 mm (442 mm pada Carbine variant)
Berat: 4.13 kg (dengan SUSAT optical sight dan tanpa magazine); 5 kg dengan SUSAT dan magazine terisi penuh dengan 30 peluru.
Kapasitas magazine: 30 peluru
Kecepatan tembak: 650 peluru per menit
Jarak efektif: sekitar 500 meter (dengan SUSAT sights)
More about Enfield SA-80/ L85

Douglas F5D Skylancer

Douglas F5D Skylancer

Douglas F5D Skylancer adalah hasil pengembangan dari F4D Skyray. Terbang pertama kali pada 21 April 1956, pesawat ini hanya sempat dibuat sebanyak empat unit prototype saja karena Angkatan Laut dan Korps Marinir AS lebih memilih untuk mengoperasikan F8 Crusader. Keempat pesawat yang sudah dibuat kemudian banyak digunakan sebagai pesawat uji coba dalam berbagai program militer AS. Dua pesawat kemudian dipensiunkan pada tahun 1961 dan sisanya kemudian digunakan sebagai pesawat uji coba bagi kepentingan NASA sampai dengan tahun 1970.

Specifications (F5D)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 71 kN / 16,000 lb-afterburning thrust Pratt & Whitney J57-P-8A turbojet engine
Length : 16.40m
Wingspan : 10.21m
Height : 4.52m
Weight empty : 7,912 kg
Maximum take-off weight : 12,733 kg
Maximum speed : 1,590 km/h
Range : 2,148 km
Service ceiling : 17,500m
Armament : 4 x 20mm cannons, 72 x 51mm rockets or 4 x AIM-9 Sidewinder and 2 x AIM-7 Sparrow air-to-air missiles
More about Douglas F5D Skylancer

Daewoo K-1 dan K-2

Daewoo K-1 dan K-2

Senapan serbu (assault rifle) K-1 dikembangkan pada tahun 1983 oleh suatu pabrik di Korea Utara yang bernama 'Daewoo Precision Industry Ltd.' (satu divisi dari perusahaan DAEWOO International Corp.) sebagai pengganti dari senapan standar 'license-copy' (beli license untuk menciptakan senjata serupa) M16A1. Versi perbaikan dari K-1 adalah K-2 yang dikembangkan pada tahun 1987. Berikut data teknis Daewoo K-1 dan K-2...

//K-1
Caliber : 5.56 x 45mm NATO
Panjang keseluruhan : 838mm (popor dibuka)/ 653mm (popor dilipat)
Panjang laras : 263 mm
Berat : 2.87 kg (tanpa peluru terisi penuh)
Kapasitas peluru : 30 peluru
Kecepatan tembak : 800 peluru per menit
Jarak efektif : 250 meter

//K-2
Caliber : 5.56 x 45mm NATO
Panjang keseluruhan : 980mm (popor dibuka)/ 730mm (popor dilipat)
Panjang laras : 465 mm
Berat : 3.26 kg (tanpa peluru terisi penuh)
Kapasitas peluru : 30 peluru
Kecepatan tembak : 750 peluru per menit
Jarak efektif : 500 meter
More about Daewoo K-1 dan K-2

Battleship class New Mexico

Battleship class New Mexico

Secara garis besar desain battleship kelas New Mexico merujuk pada rancang bangun battleship kelas Pennsylvania. Tentu saja pembangunannya tidak meniru 100%. Salah satu bagian yang berbeda terletak pada senjata utama. Untuk yang satu ini kelas New Mexico sudah mengandalkan meriam tipe terbaru, MK IV caliber 14 inci/5 cal (356mm). Selain senjata utama, urusan system proteksi internal juga tergolong lebih baik daripada kelas Pennsylvania.

Bicara arsenal antipesawat, peningkatan kemampuannya baru benar-benar terasa dasyhat ketika dilakukan pembenahan menjelang Jepang menyerang Pearl Habor. Tercatat setiap kali kapal mendapat imbuhan 36 sampai 56 pucuk kanon kalober 40mm serta 14 sampai 44 pucuk kanon caliber 20mm. Masih tentang senjata antipesawat, USS Idaho (BB42) punya keunikan tersendiri. Kapal ini merupakan satu-satunya battleship kelas New mexico yang dilengkapi meriam sekunder fungsi ganda (DP-Dual Purpose). Ada 10 pucuk meriam DP caliber 5inci (127mm) yang terpasang dalam bentuk model laras tunggal.

Pasifik dan Atlantik
Pada tahun 1942, Washington memindahkan New Mexico (BB40), Mississipi (BB41) dan Idaho (BB42) ke Pasifik. Antara Mei sampai Juli 1943 ketiganya ikut mendukun pendaratan Marinir AS ke kepulauan Aleutian. Mississipi terlibat dalam pertempuran laut “Battle of Surigao” yang berlangsung di teluk Leyte.
Pada fase awal PD II pecah, petinggi AL AS memakai ketiganya sebagai elemen penggemppur armada laut Sekutu di samudra Atlantik.
Selama pertempuran di wilayah Pasifik ketiganya sempat mengalami kerusakan lumayan serius akibat serangan udara maupun bunuh diri Kamikaze, Jepang namun semuanya lolos dari perang hingga berakhir.

Spesifikasi
Klasifikasi : Battleship
Asal : AS
Populasi : 3 ( New Mexico (BB40), Mississipi (BB41) dan Idaho (BB42) )
Selesai : 1917-1919
Awak : 1.323 orang
Bobot tempur : 36.000 ton
Dimensi : panjang 190.2m ; beam 29.7m : draught 10.4m
Propulasi : 6 tabung uap Bureau Express ; turbin buatan Westinghouse ; jumlah baling-baling 4 unit
Kemampuan : kecepatan 21.5 knot
Persenjataan : 12meriam 14 inci (356mm) ; 12-20 meriam 5 inci (127mm) ; 4 meriam antipesawat 3 inci (76mm)
More about Battleship class New Mexico

Dassault Etendard IV

Dassault Etendard IV

Pada tahun 1950-an pesawat jet tempur yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Perancis adalah jet tempur Aquilon, yang merupakan pesawat tempur de Havilland Sea Venom yang dibuat secara lisensi oleh perusahaan SNCASE. Pada saat yang bersamaan, Dassault juga sedang mengembangkan pesawat tempur baru yang diberi nama Etendard II dan merupakan hasil pengembangan dari Dassault Mystere. Semula Etendard ditawarkan kepada Angkatan Udara Perancis, namun kemudian ditolah karena AU Perancis lebih memilih Mirage III.

Setelah ditolak oleh AU Perancis, program pesawat tempur Etendard II dibatalkan oleh Dassault. Namun mengingat AL Perancis juga sedang mencari pesawat tempur sebagai pengganti Aquilon, maka kemudian Dassault mengembangkan pesawat tempur baru dengan berdasarkan rancangan pesawat Etendard II yang ditolak oleh AU Perancis. Pesawat tempur tersebut kemudian diberi nama Etendard IV dan berhasil melakukan first flight pada tahun 1958. Etendard IV dibuat sebanyak 90 unit dan dioperasikan oleh Angkatan Laut Perancis sejak tahun 1962.

Ada dua varian dari pesawat tempur ini, yaitu Etendard IVM yang merupakan strike fighter aircraft dan Etendard IVP yang merupakan pesawat tempur intai taktis. Sebagai pesawat tempur, kemampuan Etendard IV tidak terlalu spektakuler dan bahkan akhirnya lebih banyak ditugaskan sebagai attack and strike aircraft. Sementara untuk tugas-tugas fighter akhirnya AL Perancis membeli F-8 Crusader dari Amerika Serikat.

Pada tahun 1974 Dassault mengembangkang pesawat tempur Super Etendard yang merupakan hasil pengembangan Etendard IV dan mulai dioperasikan oleh Angkatan Laut Perancis pada tahun 1978. Walaupun demikian, Etendard IV tetap digunakan oleh Angkatan Laut Perancis dalam sejumlah operasi militer seperti operasi militer Perancis di Chad untuk menghadapi serangan pasukan Libya dan operasi pasukan perdamaian di Lebanon Selatan pada tahun 1982-1984. Varian Etendard IVM akhirnya dipensiunkan pada tahun 1991, sementara Etendard IVP masih digunakan sampai dengan tahun 2004 dan sempat digunakan dalam operasi militer NATO di Bosnia pada tahun 1994-1995.

Specifications (Etendard IVM)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 43.16 kN SNECMA Atar 08B afterburning turbojet engine
Length : 14.40m
Wingspan : 9.60m
Height : 3.79m
Weight empty : 5,900 kg
Maximum take-off weight : 10,200 kg
Maximum speed : 1,099 km/h
Range : 3,300 km with external fuel tanks
Service ceiling : 15,500m
Armament : 2 x 30mm ADEN cannons; up to 1,360 kg (3,000 lb) of bombs, rockets, or missiles
More about Dassault Etendard IV

Dassault Mirage III

Dassault Mirage III

Mirage III adalah salah satu pesawat tempur buatan Perancis yang sukses secara operasional maupun komersial. Pesawat tempur dengan sayap delta ini dibuat lebih dari 1.400 unit dalam berbagai varian dan digunakan oleh 20 negara. Negara-negara pengguna Mirage III adalah Abu Dhabi, Argentina, Australia, Belgia, Brazil, Chili, Kolumbia, Mesir, Perancis, Gabon, Israel, Lebanon, Libya, Pakistan, Peru, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, Venezuela, dan Zaire.

Sejarah Mirage III berawal pada tahun 1953 ketika pemerintah Perancis mengumumkan bahwa mereka membutuhkan pesawat tempur baru yang dapat digunakan sebagai all-weather interceptor dengan kemampuan terbang mencapai kecepatan Mach 1,8 dalam keadaan level flight dan dapat terbang mencapai ketinggian 18.000 hanya dalam waktu enam menit. Untuk memenuhi kebutuhan militer Perancis maka kemudian Dassault mengajukan rancangan Mystere-Delta 550.

Mystere-Delta 550 adalah hasil pengembangan dari pesawat tempur MD.452 Mystere dengan desain delta wing dan menggunakan dua mesin turbojet Arsmtrong Siddeley MD30R Viper. Desain delta wing ini sebetulnya mengakibatkan kemampuan manuver pesawat menjadi sedikit berkurang, dan mebutuhkan landasan yang lebih panjang dan kecepatan tinggi saat melakukan pendaratan. Namun desain delta wing ini juga mengakibatkan pesawat mudah untuk dibuat, mampu terbang dengan kecepatan tinggi, serta memiliki daya tampung bahan bakar yang lebih banyak.

Prototype Mystere-Delta 550 berhasil melakukan first flight pada tanggal 25 Juni 1955 dan setelah mengalami sejumlah pengembangan maka pesawat ini kemudian berganti nama menjadi Mirage I pada akhir tahun 1955. Hasil uji coba terbang Mirage I sebetulnya cukup memuaskan, namun pesawat ini berukuran terlalu kecil sehingga hanya mampu membawa persenjetaan berupa sepucu peluru kendali udara ke udara saja. Sebagai akibatnya, maka Mirage I tidak pernah memasuki tahap produksi dan prototype pesawat ini kemudian dihancurkan.

Berbekal pengalaman dari hasil pengembangan Mirage I, maka Dassault kemudian membuat pesawat yang berukuran lebih besar dan diberi nama Mirage II. Semula pesawat ini akan menggunakan mesin turbojet Turbomeca Gabizo. Namun kemudian diputuskan bahwa Mirage II akan menggunakan mesin turbojet SNECMA Atar yang jauh lebih bertenaga. Mesin SNECMA Atar sendiri pada dasarnya banyak menggunakan teknologi yang diperoleh dari hasil mempelajari mesin turbojet BMW 003 buatan Jerman yang berhasil direbut oleh Perancis pada akhir Perang Dunia II. Pada akhirnya desain Mirage II tidak pernah dibuat dan Dassault langsung melompat untuk mengembangkan pesawat tempur yang berukuran lebih besar dan diberi nama Mirage III.

Prototype Mirage III berhasil melakukan first flight pada tanggal 17 September 1956. Angkatan Udara Perancis ternyata puas akan hasil uji coba pesawat ini dan kemudian memutuskan agar Mirage III segera memasuki tahap produksi. Mirage III pun mulai digunakan oleh Angkatan Udara Perancis pada tahun 1961 dan terus mengoperasikan pesawat ini sampai akhirnya digantikan oleh Mirage pada tahun 1978-1982.

Walaupun merupakan pesawat tempur buatan Perancis, namun kehandalan dan kemampuan tempur Mirage III justru terlihat ketika dioperasikan oleh Angkatan Udara Israel. Israel menggunakan Mirage III secara besar-besaran dalam Perang Enam Hari tahun 1967, namun perang tersebut juga mengakibatkan Perancis melakukan embargo militer terhadap Israel dan kemudian mengakibatkan beralihnya penyuplai persenjataan terbesar Israel dari Perancis kepada Amerika Serikat. Walaupun demikian, Mirage III AU Israel masih digunakan dalam War of Attrition tahun 1970 dan Perang Yom Kippur tahun 1973. Mirage III eks AU Israel kemudian banyak dijual kepada Angkatan Udara Argentina pada akhir tahun 1970-an dan ikut bertempur dalam Perang Falkland melawan Inggris pada tahun 1982.

Selain Israel dan Argentina, Mirage III juga banyak digunakan oleh Angkatan Udara Afrika Selatan selama terlibat perang perbatasan dengan Angola. Karena menghadapi embargo militer sehubungan dengan praktek politik Apartheid, AU Afrika Selatan kemudian banyak melakukan peningkatan kemampuan Mirage III mereka dan menjadi pesawat tempur Atlas Cheetah. AU Afrika Selatan mengoperasikan Cheetah sampai dengan tahun 2008 dan kemudian digantikan oleh JAS-39 Grippen.

Saat ini negara-negara yang masih mengoperasikan Mirage III adalah Argentina, Kolumbia, Gabon, Libya, Pakistan, dan Zaire. Mirage III milik AU Pakistan banyak yang merupakan bekas pakai AU Australia, Lebanon, dan Spanyol yang diperoleh pada awal tahun 1990-an. AU Pakistan melakukan peningkatan kemampuan Mirage III melalui Project Rose (Retrofit Of Strike Element) sehingga Mirage III mereka masih akan terus dioperasikan sampai dengan tahun 2015 sebelum kemudian akan digantikan oleh pesawat tempur JF-17 Thunder hasil kerja sama Pakistan dengan RRC.

Specifications (Mirage III E)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 58.9 kN SNECMA Atar 09C afterburning turbojet engine
Length : 15.00m
Wingspan : 8.22m
Height : 4.50m
Weight empty : 7,050 kg
Maximum take-off weight : 13,500 kg
Maximum speed : 2,350 km/h
Range : 2,400 km
Service ceiling : 17,000m
Armament : 2 x 30mm ADEN cannons; 2 x AIM-9 Sidewinder or Matra R550 Magic air-to-air missiles; up to 4,000kg (8,800lb) of bombs, rockets, or air-to-surface missiles
More about Dassault Mirage III

KRI Sanca ( 815 )

KRI Sanca ( 815 )

KRI Sanca (815) merupakan kapal TNI AL jenis bot Patroli Pantai .KRI Sanca merupakan usaha dari TNI AL dan pemerintah mengurangi ketergantungan dari pihak asing dalam masalah Alutsista.KRI Sanca di Produksi oleh Fasharkan Monokwari, Papua.
Kapal ini di buat dari bahan fiberglass mampu beroperasi di kawasan air dangkal yang tidak mampu di jangkau oleh kapal perang lainya.

KRI Sanca mempunyai panjang 36 meter dilengkapi dengan sepucuk meriam Oerlikon 20 mm/70 yang mampu memuntahkan 250 - 320 biji peluru permenit. Jarak jangkuan meriam adalah sejauh 4.3 kilometer dengan berat peluru .1 kilogram.
Meriam Oerlikon 20 mm/70 ini merupakan senjata pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat dan Helikopter Selain itu ia merupakan senjata untuk menghancurkan kapal-kapal kecil (terbatas).
Selain itu ia juga dilengkapi dengan 1 - 2 pucuk mesingan 12.7 mm sebagai senjata pendukung.
KRI Sanca mampu bergerak dengan kecepatan 31 knot.
More about KRI Sanca ( 815 )

Sud-Ouest S.O.450 Vautour II

Sud-Ouest S.O.450 Vautour II

Sud-Ouest S.O.450 Vautour II pada awalnya diracanga sebagai medium bomber dan prototype pesawat ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 16 Oktober 1952 dan mulai digunakan secara operasional pada 1958. Pesawat ini hanya dibuat sebanyak 140 unit dan selain dioperasikan oleh Angkatan Udara Perancis, pesawat ini juga digunakan oleh Angkatan Udara Israel.
Ada tiga varian dari pesawat tempur ini, yaitu :

Varian attack aiircraft Vautour II. Diproduksi sebanyak 30 unit, 25 unit di antaranya kemudian dijual kepada Israel.

Varian bomber Vautour II. Diproduksi sebanyak 40 unit. 36 unit dioperasikan oleh Angkatan Udara Perancis dan sisanya dijual kepada Israel untuk kemudian diubah menjadi pesawat intai taktis.

Varian night fighter Vautour IIN. Varian ini dilengkapi dengan radar dan dibuat sebanyak 70 unit. Sebanyak 63 unit digunakan oleh AU Perancis dan sisanya dijual kepada Israel. Varian vautour IIN milik Israel kemudian diubah menjadi attack aircraft setelah AU Israel menerima Mirage IIIC.

Vautour II dioperasikan oleh AU Perancis dari tahun 1958 sampai dengan tahun 1973 dan kemudian digantikan oleh Mirage F1. Pesawat ini tidak pernah digunakan dalam pertempuran oleh AU Perancis, namun ikut digunakan dalam Perang Enam Hari tahun 1967. AU Israel mengoperasikan Vautour II dari tahun 1957 dan pada tanggal 6 Juni 1967 sebuah Vatour II milik AU Israel dengan pilot Kapten Ben-Zion Zohar berhasil menembak jatuh sebuah Hawker Hunter milik Irak dan menjadi satu-satunya air kill yang dicatat oleh pesawat tempur ini.

AU Israel mengoperasikan Vautour II sampai dengan tahun 1970 sebelum kemudian digantikan oleh A-4 Skyhawk dan F-4 Phatom II.

Specifications (Vautour IIA)
Crew : 1
Powerplant : 2 x 34.3 kN SNECMA Atar 101E-3 turbojet engines
Length : 15.57m
Wingspan : 15.09m
Height : 4.50m
Weight empty : 10,000 kg
Maximum take-off weight : 20,000 kg
Maximum speed : 1,105 km/h
Range : 3,200km
Service ceiling : 15,000m
Armament : 4 x 30mm DEFA cannons; internal weapon bay for 6 x 454 kg (1,000 lb) bombs or 240 x 68mm rockets; underwing pylons for up to 4,000 kg (8,800 lb) of bombs, rockets, or missiles
More about Sud-Ouest S.O.450 Vautour II

Fouga CM.170 Magister

Fouga CM.170 Magister

Fouga CM.170 Magister adalah salah satu pesawat latih jet pertama yang diproduksi dan digunakan secara operasional. Prototype pesawat ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 23 Juli 1952 dan mulai digunakan secara operasional pada tahun 1956. Pesawat latih jet ini cukup sukses secara komersial dan digunakan oleh 24 negara, termasuk Perancis, Israel, Belgia, Irlandia, dan Brazil. Selain varian CM.170 Magister, pesawat ini juga dibuat dalam varian CM.175 Zephyr yang merupakan pesawat latih jet yang dapat dioperasikan dari atas kapal induk dan digunakan oleh Angkatan Laut Perancis.

Walaupun dirancang sebagai pesawat latih, namun Fouga Magister dapat pula difungsikan sebagai pesawat tempur ringan seperti yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Pesawat ini juga digunakan oleh beberapa team aeorabtik seperti Silver Swallows dari Korps Udara Irlandia, Diables Rouges (The Red Devils) Angkatan Udara Belgia, dan Esquadrilha da Fumaca (Smoke Squadron) Angkatan Udara Brazil.

Negara pengguna terakhir Fouga Magister adalah Belgia yang baru mempensiunkan pesawat ini pada tahun 2007.

Specifications (CM.170-1 Magister)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 3.92 kN Turbomeca Marbore IIA turbojet engines
Length : 10.06m
Wingspan : 12.15m
Height : 2.80m
Weight empty : 2,150 kg
Maximum take-off weight : 3,200 kg
Maximum speed : 715 km/h
Range : 925 km
Service ceiling : 11,000m
Armament : 2 x 7.62mm machine guns; up to 140 kg (310 lb) of bombs or rockets
More about Fouga CM.170 Magister

Atlas Cheetah

Atlas Cheetah

Atlas Cheetah merupakan pesawat tempur digunakan oleh Angkatan Udara Afrika Selatan dimulai pada 1986 hingga 2008. Ia pertama kalinya dibangun sebagai program peningkatan utama atas pesawat Dassault Mirage III oleh Atlas Aircraft Corporation (kemudian Denel) dari Afrika Selatan. Tiga versi telah dikeluarkan, yaitu pesawat dua kursi Cheetah D, dan satu tempat duduk Cheetah E dan Cheetah C
penggunaannya telah dihentikan akibat penerimaan dan pengoperasian 26 pesawat Saab JAS 39 Gripen (17C/9D) yang telah diperoleh dari Swedia.
Karakteristik umum

* Awak kapal: one, pilot
* Panjang: 15.55 m (51.0 kaki)
* Lebar sayap: 8.22 m (26.97 kaki)
* Tinggi: 4.50 m (14.76 kaki)
* Area sayap: 35 m² (376.7 kaki ²)
* Berat kosong: 6,600 kg (14,550 lb)
* Berat perjalanan maksimum: 13,700 kg (30,200 lb)
* Mesin: 1 × Snecma atar 9K50C-11 turbojet, 7,200 kgf (71 kN, 15,900 lbf)
* Luas kanard: 17.87 kaki ² (1.66 m²)

* Kecepatan maksimum:
o Di ketinggian: Mach 2.2 (1,460 mph, 2,350 km / j)
o Di permukaan laut: Mach 1.13 (865 mph, 1,390 km / j)
* Jarak: 700 mil laut (1.300 km)
* Jarak maksimum: 1.400 mil laut (2.600 km)
* Lelangit layanan 55,755 kaki (17.000 m)
* Beban sayap: 250 kg / m² (52 lb / ft ²)
* Dorongan / berat: 15,873 lb (70.6 kN) dengan afterburner
* Maksimum daya-g: Tidak diketui
Persenjataan

* Meriam: 2 × meriam DEFA 552 kaliber 30 mm dengan 125 peluru setiap meriam
* Roket: 4 × pod roket Matra dengan 18 × roket SNEB 68 mm 19 × roket SNEB 68 mm dan 66 galon (250 liter) bahan bakar
* Rudal: 2 × Python 3 AAM, V4 R-Darter (rudal BVR), U / Darter, V3C Darter
* Bom: 8,800 lb (4.400 kg) kapasitas persenjataan pada lima hardpoint, termasuk 250 kg bom panduan laser, bom panduan GPS
More about Atlas Cheetah