Messerschmitt Bf 109E-7


Messerschmitt Bf 109E-7

Ini akan membutuhkan lebih dari sebuah “Solomon” untuk menilai pesawat mana yang merupakan pesawat tempur terbaik pada PD II. Tetapi sangatlah tidak mungkin untuk mendapatkan penilaian adil karena banyaknya variabel penilaian. Akan tetapi aman jika kita mengatakan bahwa Bf 109 (yang didesain oleh Willy Messerschmitt) bukan satu-satunya pesawat hebat dalam perang, tetapi hampir pasti bahwa pesawat ini adalah pesawat Jerman yang paling terkenal yang pernah dibuat. Jika jumlah produksi menjadi kriteria, pesawat ini akan berada diurutan pertama atau kedua. Total produksi pesawat ini sekitar 35.000, yang tidak jauh beda dengan total produksi pesawat Rusia Ilyushin IL-2 Shturmovik.

Desain Bf 109 dimulai oleh Bayerische Flugzeugwerke pada akhir 1933, setelah adanya pernyataan dari Reichsluftfahrtministerium (RLM) yang membutuhkan pesawa tempur monoplane untuk menggantikan Arado Ar 68 dan Heinkel He 51. Kebutuhan ini sebenarnya tidaklah terlalu penting, tetapi RLM percaya bahwa dengan adanya evaluasi kompetitif dan dengan waktu yang ada maka dapat dilakukan pengembangan secara terus menerus, sehingga pada saat dibutuhkan nanti akan ada pesawat hebat yang telah siap untuk dioperasikan. Beberapa perusahaan mengajukan proposal, tetapi hanya dua Bayerische Flugzeugwerke dan Heinkel yang dipilih untuk melakukan pengembangan dan evaluasi, dengan masing-masing membuat 10 contoh. He 112 milik Heinkel-lah yang pertama kali terbang (pada musim panas 1935) tetapi Bf 109-lah (yang pertama kali terbang pada pertengahan September 1935) yang dibuat dalam jumlah yang sangat besar. Anehnya kedua pesawat purwarupa ini bermesin sama yaitu mesin in-line Rolls-Royce Kestrel, sama seperti mesin in-line Junker Jumo 210.

Versi produksi pertama pesawat ini yang beroperasi dengan Luftwaffe adalah Bf 109B-1 bermesin 473.2kW Jumo 210D, diikuti dengan 109B-2 dengan mesin 477kW Jumo 210E dan kemudian 499kW Jumo 210G. Pesawat tempur berkursi tungal dengan bahan konstruksi besi Bf-109 adalah monoplane bersayap terpasang rendah pada bodi pesawat. Roda pendaratan utama dapat ditarik masuk, tetapi sebagian besar versinya mempunyai roda belakang yang tidak dapat ditarik masuk. Unit ekor pesawat ini konvensional, tetapi ekor pesawatnya telah dimodifikasi menjadi ekor stuktur kantilever dan dikenalkan sebagai versi baru Bf 109F.

Varian Bf 109B-2 dan Bf 109C diterbangkan oleh Legion Condor pada perang Sipil Spanyol. Mesin Daimler-Benz DB 600 dikenalkan pada versi Bf 109D: lebih dari 200 pesawat model ini beroperasi dengan Luftwaffe pada saat pecahnya perang. Pesawat itu diikuti dengan beroperasinya versi baru Bf 109E bermesin 820kW DB 601A. Sebagai tambahan produksi untuk Luftwaffe, sekitar 300 contoh tipe ini telah diekspor. Bf 109E adalah versi prinsipal yang digunakan pada Battle of Britain dan diikuti oleh versi Bf 109F bermesin 894.2kW DB 601N atau 969kW DB 601E. Dengan pertimbangan untuk mendapatkan puncak pengembangan dari pesawat hebat ini, Bf 109F diperkenalkan dengan garis aerodinamis yang bersih, dan ekor pesawat yang “unbraced” dan dengan roda belakang yang dapat ditarik masuk.

Versi pesawat yang paling banyak dibuat adalah Bf 109G yang ternyata lebih inferior dari pesawat versi sebelumnya, walaupun diperkenalkan dengan mesin yang lebih bertenaga Daimler-Benz. Meskipun di bawah efek dari pengeboman strategis Sekutu, Bf-G tetap diproduksi dalam jumlah besar. Versi terakhir yang digunakan dalam jumlah terbatas dengan peningkatan bentang sayap dalah Bf 109H dan versi baru dari Bf 109G bernama Bf 109K. Produksi Bf 109 terus berlanjut di Cekoslovakia dan Spanyol setelah perang berhenti. Ceko membuat versi S-99 yang digunakan untuk trainer pada 1957.

Spesifikasi: Model Messerschmitt Bf 109E-7

Length: 28.67 ft | 8.74 m
Width: 32.35 ft | 9.86 m
Height: 11.15 ft | 3.40 m
Engine(s): 1 x Daimler-Benz 1,200 hp DB 605A liquid-cooled inverted V12-cylinder piston engine.
Empty Weight: 4,440 lbs | 2,014 kg
MTOW: 6,100 lbs | 2,767 kg
Max Speed: 359 mph | 578 km/h | 312 kts
Max Range: 680 miles | 1,094 km
Ceiling: 36,499 ft | 11,125 m | 6.9 miles
Climb Rate: 3,300 ft/min (1,006 m)
Hardpoints: 1
Armament: 1 x 20mm cannon in propeller hub; 4 x 7.9mm machine guns (2 in engine cowling; 2 in wings); Provision for one bomb under fuselage.
Crew: 1
Operators: Nazi Germany, Czechoslovakia, Israel and Spain
Related Post