Dassault-Breguet Super Etendard
Super Etendard adalah hasil pengembangan dari pesawat tempur Etendard IV. Prototype pesawat ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 Oktober 1974 dan mulai digunakan secara operasional pada tahun 1978. Super Etendard hanya dibuat sebanyak 85 unit, 74 unit dioperasikan oleh Angkatan Laut Perancis dan sisanya digunakan oleh Angkatan Laut Argentina.
Dibandingkan dengan Etendard IV, Super Etendard memiliki banyak kelebihan seperti penggunaan mesin turbojet SNECMA Atar 8K-50 dan radar buatan Thomson-CSF. Dengan radar dan avionik yang lebih modern dibandingkan dengan Etendard IV, Super Etendard memiliki kemampuan untuk meluncurkan peluru kendali anti kapal AM 39 Exocet atau peluru kendali dengan hulu ledak nuklir ASMP buatan Aerospatiale.
Nama Super Etendard menjadi terkenal ketika digunakan oleh Angkatan Laut Argentina dalam Perang Falkland (atau yang juga sering disebut sebagai Perang Malvinas) pada tahun 1982 yang juga menjadi debut Super Etendard dalam pertempuran. Angkatan Laut Argentina semula memesan tambahan A-4 Skyhawk dari Amerika Serikat, namun pesanan Argentina ditolak dengan alasah pelanggaran HAM oleh junta militer yang berkuasa di Argentina. Argentina pun kemudian membeli 14 unit Super Etendard dari Perancis, namun pada saat Perang Falkland AL Argentina baru menerima lima unit Super Etendard dan lima pucuk peluru kendali AM 39 Exocet.
Walaupun dengan jumlah terbatas, namun Super Etendard dengan peluru kendali AM 39 Exocet ternyata merupakan mimpi buruk bagi Angkatan Laut Inggris. Super Etendard AL Argentina dengan sukses berhasil menenggelamkan kapal perang HMS Sheffield dan kapal barang SS Atlantic Conveyor. Bahkan Super Etendard AL Argentina juga dikabarkan sempat merusak kapal induk HMS Invincible, walaupun klaim tersebut dibantah oleh AL Inggris. Sampai saat ini AL Argentina masih mengoperasikan Super Etendard.
Angkatan Laut Perancis sendiri mengoperasikan Super Etendard dari atas kapal induk Foch dan Clemencau. Super Etendard milik Perancis sempat digunakan dalam operasi militer pasukan perdamaian di Lebanon pada tahun 1982-1984 dan operasi militer NATO di daerah Balkan tahun 1994-1999. Walaupun saat ini AL Perancis sudah menggunakan kapal induk Charles de Gaulle dan mengoperasikan pesawat tempur Rafale, namun Super Etendard masih digunakan dalam operasi militer untuk mendukung pasukan Perancis di Afghanistan. AL Perancis sendiri secara bertahap sudah mempensiunkan Super Etendard dan menggantinya dengan Rafale M. Super Etendard terakhir milik Perancis direncanakan akan dipensiunkan pada tahun 2015.
Selain Angkatan Laut Argentina dan Perancis. Sebetulnya Angkatan Udara Irak juga pernah tercatat sebagai pengguna Super Etendard. AU Irak pernah menyewa lima unit Super Etendard sebagai pengisi kekuatan sementara sambil menunggu datangnya Mirage F1 yang dibeli dari Perancis. AU Irak menggunakan Super Etendard dalam Perang Irak-Iran, namun kemudian hanya mengembalikan tiga unit pesawat kepada Perancis karena dua unit lainnya berhasil ditembak jatuh oleh Iran.
Specifications (Super Etendard)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 49.0 kN SNECMA Atar 8K-50 turbojet engine
Length : 14.31m
Wingspan : 9.60m
Height : 3.86m
Weight empty : 6,500 kg
Maximum take-off weight : 12,000 kg
Maximum speed : 1,180 km/h
Range : 1,820 km
Service ceiling : 13,700m
Armament : 2 x 30mm Hispano DEFA 552 cannons; up to 2,100 kg (4,600 lb) of bombs, rockets, or missiles