M1 Garand Rifle: Senapan Legendaris di 3 Perang Besar
Senapan ini berjuluk M1 Garand Rifle atau dikenal juga sebagai Caliber .30 M1. Sudah sepantasnya jika senjata ini dimasukkan dalam kategori senapan legendaris.
Masa bakti M1 Garand merentang dari PD II, Perang Korea, hingga Perang Vietnam. Saat PD II, Garand dipakai baik di teater Eropa maupun Pasifik.
M1 Garand pertama kali dikembangkan pada tahun 1920an oleh John Garand, seorang karyawan yang bekerja di Springfield Armory. Springfield Armory ini merupakan pabrik pembuat M1903 Springfield -senapan yang juga punya cerita gemilang- yang di kemudian hari digantikan oleh M1 Garand.
Mulai tahun 1936-1957, tercatat lebih dari 6 juta pucuk telah diproduksi oleh berbagai pabrikan terkenal seperti Springfield Armory, Winchester, hingga Beretta. Senapan ini masih menggunakan kayu sebagai material utama hingga menyumbang lumayan pada bobot keseluruhan.
M1 Garand sudah mengadopsi mekanisme semi-otomatis. Ini berarti setiap pelatuk ditarik, saat itulah sebutir peluru akan ditembakkan. Mekanisme semi-otomatis ini merupakan versi lebih modern dari pendahulunya M1903 Springfield yang masih menggunakan mekanisme bolt-action.
Pada bolt-action, seorang serdadu perlu menarik kokang senjata setiap kali akan menembak. Kokangan ini terletak di bagian belakang, diatas popor senapan. Karena mesti mengokang, kecepatan menembak tentu saja akan kalah dengan senapan semi-otomatis.
Pada saat PD II khususnya di teater Eropa, mekanisme semi-otomatis yang dimiliki M1 Garand akhirnya memberikan keuntungan tersendiri. Hal ini disebabkan senapan standar prajurit Nazi yaitu Mauser 98k masih menggunakan mekanisme bolt-action.
M1 Garand memiliki magazine/cartridge yang dapat memuat 8 peluru. Cartridge ini dimasukkan ke senapan dari arah atas. Pada saat peluru terakhir ditembakkan, cartridge kosong akan ikut terlempar keluar dengan mengelurkan bunyi khas. Para serdadu menyebut bunyi ini dengan ‘ping’ karena memang suaranya yang mirip dengan logam yang berdenting.
Karena nyaringnya bunyi ‘ping’ ini, penggunanya sempat dibuat kerepotan. Pasalnya, bunyi ini juga akan jadi penanda buat musuh kalau si serdadu sudah kehabisan amunisi, sedang untuk mengisi cartridge baru jelas dibutuhkan waktu. Dalam perang yang sengit, beberapa detik bisa berarti hidup atau mati.
M1 Garand memiliki jarak tembak efektif sejauh 460 meter dengan maksimum jarak tembak mencapai 3200 meter. Berat senapan sekitar 9.5 pounds (sekitar 4.5 kilo) dan dapat mencapai 11.25 pounds (hampir 6 kilo) jika dicanteli berbagai aksesories.
Sebagai bukti kehandalannya, tak tanggung-tanggung George S. Patton, seorang jenderal kenamaan AS saat PD II menjuluki senapan ini sebagai “The Greatest Battle Implement Ever Devised” alias alat perang (senjata) terbaik yang pernah diimplementasikan dalam perang